Selasa, 30 April 2013
ASSALAMUALAIKUM WR-WB
by rahmad aneuk dayah mulia
BuraQ Menurut Hadist Nabi Muhammad SAW
*Buraq Adalah Lambang Aceh Yg Menggantikan Pancacita, Menuai Kontroversi Baik Di Tingkat Pusat Maupun Internal Aceh.
(Oleh: DR. H. Zulkarnain, MA)
Nomenklatur Buraq sangat erat dengan sebuah kisah besar yang monumental di dalam sejarah Islam, yaitu kisah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke 11 kenabian (Sejarah Ringkas Nabi Muhammad SAW, dalam Kementerian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, hlm. 63, dan K.H. Munawar Chalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, jilid I, hlm. 444)
Secara lughawiyyah atau kebahasaan, Buraq berasal dari fi’il madhi (kata kerja masa lampau) baraqa, fi’il mudhari’nya (kata kerja sedang atau akan) yabruqu dan mashdarnya (akar katanya) barqan – buruqan dan bariqan yang artinya kilat. Al-Barqu (kilat), bentuk jamaknya adalah buruqun (banyak kilat).
Al-Buraq secara bahasa juga diartikan farasun mujanahun yang artinya kuda yang bersayap (Kamus al-Bisri, hlm. 30), menurut Imam Jalaluddin Muhammad ibn Mukarram ibn Ali ibn Manzhur di dalam kitab Lisan al-Arab halaman 392, Buraq adalah nama hewan yang dikendarai oleh Rasul SAW pada malam Isra’ dan Mi’raj.
Secara bahasa, Buraq dengan harakat dhammah pada huruf ba diambil dari lafaz al-bariq yang artinya sangat putih. Dari sisi kebahasaan, dapat disimpulkan bahwa Buraq adalah hewan yang memiliki kecepatan gerak seperti kilat, memiliki warna yang sangat putih dan kuda yang memiliki sayap.
Di dalam hadis riwayat Imam Muslim yang nama lengkapnya al-Imam abi al-Husein Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Nisaburi, di dalam kitabnya al-Jami’ al-Sahih juz I halaman 99, yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik, ia berkata: adalah Rasulullah SAW. bersabda: didatangkan kepadaku Buraq, yaitu hewan (dabbah) yang berwarna putih (abyadh), bertubuh panjang (thawil), lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dan sekali ia menjejakkan kakinya yang berkuku bergerak sejauh mata memandang.
Menurut seorang ulama terkemuka dari kalangan mazhab Syafi’I dalam hal ini adalah Imam Abi Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi al-Dimasyqi yang dikenal dengan sebutan Imam al-Nawawi di dalam kitabnya Sahih Muslim bi Syarhi al-Nawawi, jilid I, halaman 170-171 menerangkan tentang Buraq, bahwa menurut ahli bahasa Buraq adalah nama hewan yang dikendarai Rasulullah SAW pada malam Isra’ dan Mi’raj.
Menurut Imam al-Nawawi, mengutip al-Zubaidi di dalam kitabnya Mukhtasharul ‘ain dan sahabat al-Tahriy, bahwa Buraq adalah hewan yang digunakan oleh para nabi sebagai kendaraan mereka. Menurut Imam al-Nawawi, dikatakan Buraq untuk menggambarkan kecepatannya (lisur’atihi) dan dikatakan seperti itu karena sifatnya yang cepat seperti cahaya dan kilat. Sedangkan al-abyadh (putih) menurut Imam Nawawi adalah warna bulunya.
ilustrasi gambar
Imam al-Baihagi dalam kitab al-Dalail memuat hadis tentang Buraq melalui jalur sanad Abdurrahman dari Hasyim bin Hasyim bin ‘Utbah bin Abi Waqqas dari Anas bin Malik ia berkata, ketika Jibril datang dengan Buraq kepada Rasul SAW, di mana seolah-olah Buraq itu menegakkan telinganya, maka JIbril berkata kepada Buraq, “Wahai Buraq jangan begitu, demi Allah engkau tidak pernah dikendarai oleh seorang seperti dia, kemudian Rasulullah SAW pun berangkat dengan Buraq itu.
Dalam hal ini, ibnu Dihyah dan al-Munir mengatakan bahwa Buraq sulit dikendarai karena ta’ajub dan gembira terhadap Nabi SAW yang akan mengendarainya (Tarikh al-Dimasyqi, karya Ibnu Asakir, jilid III, hlm 311). Di dalam hadis yang lain Imam al-Baihaqi, melalui jalur periwayatan sahabat Abu Said al-Khudri, Nabi SAW bersabda”Tiba-tiba ada seekor hewan yang menyerupai hewan kalian, yaitu baghal kalian ini, telinganya bergelombang (bergerigi)”.
Imam Jalaluddin al-Suyuti mengatakan, “Abu al-Fadhal bin Umar…. Dari Qonan bin Abdullah al-Nuhmi dari Abu Tibyan al-Janbi dari Abu ‘Ubaidah, yaitu Abdullah bin Mas’ud, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ” Jibril mendatangiku dengan seekor hewan yang tingginya di atas keledai dan di bawah baghal, lalu Jibril menaikkanku di atas hewan itu kemudian bergerak bersama kami, setiap kali naik maka kedua kakinya yang belakang sejajar dengan kedua kaki depannya, dan setiap kali turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya (al-Said ‘Alawi al-Maliki al-Hasani di dalam kitabnya al-Anwar al-Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raj Khair al-Bariyyah, halaman 111)
Berdasarkan kutipan-kutipan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam al-Baihaqi di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut hadis Nabi Muhammad SAW, Buraq itu adalah seekor hewan warna bulunya putih, tubuhnya panjang, tingginya melebihi keledai dan lebih kecil dari baghal, telinganya bergelombang atau bergerigi, kecepatannya seperti kilat atau cahaya, memiliki 4 kaki, jika naik kedua kaki belakangnya disejajarkan dengan dua kaki depannya, dan jika menurun kedua kaki depannya disejajarkan dengan kedua kaki belakangnya.
Adapun menurut sumber non-Muslim, misalnya di dalam Shorter Encyclopedia of Islam karya Hamilton Alexander Rusken Gibb dan J. H. Kramers yang diterbitkan oleh penerbit E. J. Brill – Leiden – Belanda dan Luzac and co – London – Inggris tahun 1961, jilid I halaman 65. Nama Buraq dikaitkan dengan Barqun yaitu lightning (kilat/cahaya).
Selanjutnya, Gibb dan Kramers mengutip T. W. Arnold di dalam bukunya painting in Islam (Oxford, 1928) mengatakan: There are long descriptions of Buraq, who is represented as a mare with a woman’s head and peacock’s tail (dalam waktu yang lama Buraq dipaparkan sebagai sesuatu yang mewakili seekor kuda betina dengan kepala seorang perempuan dan dengan ekor burung merak). Gerardy Saintine dalam bukunya trios ans en judèe (Paris, 1860)menyebutkan bahwa di dalam mesjid al-Shakhra di Yerusalem ada sebuah batu yang diziarahi yang dipandang sebagai saddle Buraq.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Buraq versi hadis-hadis Nabi SAW sangat berbeda dengan Buraq versi non islam (Yahudi). Sebagai seorang muslim, tentunya kita hanya meyakini Buraq yang di ceritakan oleh Nabi SAW saja dan bukan yang selain itu. Wallahu’alam bi shawwab. (op)
by rahmad aneuk dayah mulia
BuraQ Menurut Hadist Nabi Muhammad SAW
*Buraq Adalah Lambang Aceh Yg Menggantikan Pancacita, Menuai Kontroversi Baik Di Tingkat Pusat Maupun Internal Aceh.
(Oleh: DR. H. Zulkarnain, MA)
Nomenklatur Buraq sangat erat dengan sebuah kisah besar yang monumental di dalam sejarah Islam, yaitu kisah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke 11 kenabian (Sejarah Ringkas Nabi Muhammad SAW, dalam Kementerian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, hlm. 63, dan K.H. Munawar Chalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, jilid I, hlm. 444)
Secara lughawiyyah atau kebahasaan, Buraq berasal dari fi’il madhi (kata kerja masa lampau) baraqa, fi’il mudhari’nya (kata kerja sedang atau akan) yabruqu dan mashdarnya (akar katanya) barqan – buruqan dan bariqan yang artinya kilat. Al-Barqu (kilat), bentuk jamaknya adalah buruqun (banyak kilat).
Al-Buraq secara bahasa juga diartikan farasun mujanahun yang artinya kuda yang bersayap (Kamus al-Bisri, hlm. 30), menurut Imam Jalaluddin Muhammad ibn Mukarram ibn Ali ibn Manzhur di dalam kitab Lisan al-Arab halaman 392, Buraq adalah nama hewan yang dikendarai oleh Rasul SAW pada malam Isra’ dan Mi’raj.
Secara bahasa, Buraq dengan harakat dhammah pada huruf ba diambil dari lafaz al-bariq yang artinya sangat putih. Dari sisi kebahasaan, dapat disimpulkan bahwa Buraq adalah hewan yang memiliki kecepatan gerak seperti kilat, memiliki warna yang sangat putih dan kuda yang memiliki sayap.
Di dalam hadis riwayat Imam Muslim yang nama lengkapnya al-Imam abi al-Husein Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Nisaburi, di dalam kitabnya al-Jami’ al-Sahih juz I halaman 99, yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik, ia berkata: adalah Rasulullah SAW. bersabda: didatangkan kepadaku Buraq, yaitu hewan (dabbah) yang berwarna putih (abyadh), bertubuh panjang (thawil), lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dan sekali ia menjejakkan kakinya yang berkuku bergerak sejauh mata memandang.
Menurut seorang ulama terkemuka dari kalangan mazhab Syafi’I dalam hal ini adalah Imam Abi Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi al-Dimasyqi yang dikenal dengan sebutan Imam al-Nawawi di dalam kitabnya Sahih Muslim bi Syarhi al-Nawawi, jilid I, halaman 170-171 menerangkan tentang Buraq, bahwa menurut ahli bahasa Buraq adalah nama hewan yang dikendarai Rasulullah SAW pada malam Isra’ dan Mi’raj.
Menurut Imam al-Nawawi, mengutip al-Zubaidi di dalam kitabnya Mukhtasharul ‘ain dan sahabat al-Tahriy, bahwa Buraq adalah hewan yang digunakan oleh para nabi sebagai kendaraan mereka. Menurut Imam al-Nawawi, dikatakan Buraq untuk menggambarkan kecepatannya (lisur’atihi) dan dikatakan seperti itu karena sifatnya yang cepat seperti cahaya dan kilat. Sedangkan al-abyadh (putih) menurut Imam Nawawi adalah warna bulunya.
ilustrasi gambar
Imam al-Baihagi dalam kitab al-Dalail memuat hadis tentang Buraq melalui jalur sanad Abdurrahman dari Hasyim bin Hasyim bin ‘Utbah bin Abi Waqqas dari Anas bin Malik ia berkata, ketika Jibril datang dengan Buraq kepada Rasul SAW, di mana seolah-olah Buraq itu menegakkan telinganya, maka JIbril berkata kepada Buraq, “Wahai Buraq jangan begitu, demi Allah engkau tidak pernah dikendarai oleh seorang seperti dia, kemudian Rasulullah SAW pun berangkat dengan Buraq itu.
Dalam hal ini, ibnu Dihyah dan al-Munir mengatakan bahwa Buraq sulit dikendarai karena ta’ajub dan gembira terhadap Nabi SAW yang akan mengendarainya (Tarikh al-Dimasyqi, karya Ibnu Asakir, jilid III, hlm 311). Di dalam hadis yang lain Imam al-Baihaqi, melalui jalur periwayatan sahabat Abu Said al-Khudri, Nabi SAW bersabda”Tiba-tiba ada seekor hewan yang menyerupai hewan kalian, yaitu baghal kalian ini, telinganya bergelombang (bergerigi)”.
Imam Jalaluddin al-Suyuti mengatakan, “Abu al-Fadhal bin Umar…. Dari Qonan bin Abdullah al-Nuhmi dari Abu Tibyan al-Janbi dari Abu ‘Ubaidah, yaitu Abdullah bin Mas’ud, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ” Jibril mendatangiku dengan seekor hewan yang tingginya di atas keledai dan di bawah baghal, lalu Jibril menaikkanku di atas hewan itu kemudian bergerak bersama kami, setiap kali naik maka kedua kakinya yang belakang sejajar dengan kedua kaki depannya, dan setiap kali turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya (al-Said ‘Alawi al-Maliki al-Hasani di dalam kitabnya al-Anwar al-Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raj Khair al-Bariyyah, halaman 111)
Berdasarkan kutipan-kutipan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam al-Baihaqi di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut hadis Nabi Muhammad SAW, Buraq itu adalah seekor hewan warna bulunya putih, tubuhnya panjang, tingginya melebihi keledai dan lebih kecil dari baghal, telinganya bergelombang atau bergerigi, kecepatannya seperti kilat atau cahaya, memiliki 4 kaki, jika naik kedua kaki belakangnya disejajarkan dengan dua kaki depannya, dan jika menurun kedua kaki depannya disejajarkan dengan kedua kaki belakangnya.
Adapun menurut sumber non-Muslim, misalnya di dalam Shorter Encyclopedia of Islam karya Hamilton Alexander Rusken Gibb dan J. H. Kramers yang diterbitkan oleh penerbit E. J. Brill – Leiden – Belanda dan Luzac and co – London – Inggris tahun 1961, jilid I halaman 65. Nama Buraq dikaitkan dengan Barqun yaitu lightning (kilat/cahaya).
Selanjutnya, Gibb dan Kramers mengutip T. W. Arnold di dalam bukunya painting in Islam (Oxford, 1928) mengatakan: There are long descriptions of Buraq, who is represented as a mare with a woman’s head and peacock’s tail (dalam waktu yang lama Buraq dipaparkan sebagai sesuatu yang mewakili seekor kuda betina dengan kepala seorang perempuan dan dengan ekor burung merak). Gerardy Saintine dalam bukunya trios ans en judèe (Paris, 1860)menyebutkan bahwa di dalam mesjid al-Shakhra di Yerusalem ada sebuah batu yang diziarahi yang dipandang sebagai saddle Buraq.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Buraq versi hadis-hadis Nabi SAW sangat berbeda dengan Buraq versi non islam (Yahudi). Sebagai seorang muslim, tentunya kita hanya meyakini Buraq yang di ceritakan oleh Nabi SAW saja dan bukan yang selain itu. Wallahu’alam bi shawwab. (op)
Senin, 29 April 2013
ASSALAMUALAIKUM WR-WB
Sahabat yang dimuliakan Allah SWT, masih seputar Dajjal... melanjutkan postingan terdahulu yaitu "Ciri - Ciri Dajjal" dan "Fitnah Dajjal" Kali ini kita uraikan tentang hadits Nabi SAW yang menjelaskan mengenai Tanda - Tanda Kemunculan Dajjal
Berikut ini kutipkan beberapa Hadits yang menerangkan tanda-tanda yang mengiringi munculnya Dajjal.
1. Sorga dan Neraka Dajjal
"Ia (Dajjal) akan datang dengan membawa semacam sorga dan neraka; dan apa yang ia katakan sorga itu sebenarnya, neraka"
(Misykat, halaman 473).
"Dan ia akan membawa air dan api. Dan apa yang orang-orang melihatnya air, itu sebenarnya api yang menghanguskan; dan apa yang orang-orang melihatnya api, iiu sebenarnya air tawar yang sejuk"
(Misykat, halaman 473)
"Ia akan membawa api dan sungai dan barang siapa jatuh dalam apinya, ia akan memperoleh ganjaran dan disingkirkan bebannya."
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2975)
"la akan membawa gunung roti dan sungai penuh air "
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2985).
"Ia membawa dua sungai, yang satu penuh air, dan satu lagi penuh api"
(idem, halaman 2985)
"Dajjal akan muncul dengan membawa sungai dan api; barang siapa masuk dalam sungainya; ia akan memikul beban dan dilenyapkan ganjarannya; dan barangsiapa masuk dalam apinya, akan memperoleh ganjaran dan dihilangkan bebannya"
(idem, halaman 2029).
Di antara fitnah Dajjal ialah bahwa ia akan membawa sorga dan neraka; adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal ialah Neraka. Maka barangsiapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia mohon pertolongan Allah sambil membaca permulaan surat al-Kahfi, maka neraka akan menjadi dingin dan damai" (idem, halaman 2028).
"Dan ia akan membawa semacam sorga dan neraka. Dan sorga Dajjal penuh dengan asap, sedangkan neraka Dajjal adalah kebun yang menghijau"
(idem, halaman 2074).
Hadits yang lain berbunyi:
"Sungguh ia akan membawa sorga dan neraka. Adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal ialah Neraka. maka barang siapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia menutup matanya dan mohon pertolongan Allah, dan neraka itu akan dingin dan damai"
(idem, halaman 2079).
"Bagaimana perasaan kamu jika kamu diuji oleh seseorang yang sungai-sungai dan buah-buahan di bumi akan dibikin tunduk kepadanya"
(idem, halaman 2090).
"Ia akan menjelajah dengan membawa dua gunung. Yang satu, penuh dengan pohon, buah-buahan dan air, dan yang lain, penuh dengan api dan asap. Ia berkata: Ini adalah sorga, dan ini adalah neraka"
(idem, halaman 2110).
2. Kecepatan dan Kendaraan Dajjal
"Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimanakah cepatnya perjalanan Dajjal di muka bumi? Beliau menjawab: seperti cepatnya awan ditiup angin"
(Misykat bab Dajjal).
"Bumi akan digulung untuknya; ia menggenggam awan di tangan kanannya, dan mendahului matahari di tempat terbenamnya; lautan hanya sedalam mata-kakinya; di depannya adalah gunung yang penuh asap" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2998).
"Ia akan meloncat-loncat di antara langit dan bumi"
(Abu Dawud).
.
"Dajjal akan muncul dengan naik keledai putih; yang jarak antara dua telinganya adalah tujuh puluh yard" (Misykat, halaman 477)
"Ia mempunyai seekor keledai yang ia naiki, yang jarak antara dua telinganya adalah empat puluh yard" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2104).
"Ia menaiki seekor keledai putih, yang masing-masing telinganya tiga puluh yard panjangnya, dan jarak antara kaki yang satu dengan kaki yang lain adalah perjalanan sehari semalam"
(idem, halaman 2998).
3. Harta Kekayaan Dajjal
"Dan ia melalui hutan rimba, dan ia berkata kepadanya: Keluarkanlah kekayaanmu, maka kekayaaan rimba itu mengikuti dia, bagaikan lebah mengikuti ratunya"
(Misykat, halaman 473).
4. Kawan-Kawan Dajjal Hidup Senang
"Ia datang pada suatu kaum dan mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu beriman kepadanya, ia memberi perintah kepada langit, maka turunlah hujan, lalu ia memberi perintah kepada bumi, maka keluarlah tumbuh-tumbuhan. Lalu ia datang kepada kaum yang lain, dan mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu menolak ajakannya, maka berpalinglah ia dari mereka, lalu kaum itu tertimpa kelaparan, dan tak ada sedikit kekayaan pun yang mereka kuasai"
(Misykat, halaman 473).
"Dan di antara fitnah Dajjal ialah, apabila ia datang pada suatu kaum yang tak mau beriman kepadanya, maka tiada lagi ternak mereka yang tertinggal, melainkan binasalah semuanya; dan apabila ia datang pada kaum lain yang beriman kepadanya, maka ia memberi perintah kepada langit, lalu turunlah hujan, dan ia memberi perintah kepada bumi, lalu keluarlah tumbuh-tumbuhan"
(Kanzul-'Ummal, jilid VII. halaman 2028).
"Sungai-sungai dunia dan buah-buahan akan tunduk kepada Dajjal; maka barangsiapa mau mengikuti dia, ia akan memberi makan kepadanya dan menjadikan dia seorang kafir dan barang siapa menentang dia, maka persediaan makanannya akan dirampas dan dihentikan mata-pencahariannya"
(Kanzul-'Ummal; jilid VII halarnan 2090).
"Ada beberapa kaum yang bersahabat dengan Dajjal akan berkata: "Sesungguhnya kami tahu bahwa Dajjal adalah kafir, tetapi kami bersahabat dengan Dajjal, agar kami dapat makan dari makanannya, dan agar kami dapat memberi makan ternak kami dari pohonpohonnya"
(idem, halaman 2092).
"Dan ia (Dajjal) akan membawa gunung roti, dan sekalian manusia akan mengalami kesukaran, terkecuali orang yang mengikuti dia"
(idem, halaman 2104).
5. Partemuan Dajjal Dengan Ruh
"bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang telah meninggal, apakah itu ayah ataukah saudara"
(idem, halaman 2065).
"Setan-setan yang rupanya mirip dengan orang yarg telah meninggal akan menyertai Dajjal, dan mereka akan berkata kepada orang yang masih hidup: Kenalkah engkau padaku? Aku adalah saudaramu; aku adalah ayahmu; atau aku adalah salah seorang kerabatmu"
(idem, hal. 2078).
"Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang akan bercakap-cakap dengan manusia"
( idem, halaman 2104).
6. Kaum Yahudi Di Belakang Dajjal
"Dan di belakangnya ialah Dajjal yang bersama-sama dia adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi"
(idem, halaman 2028)
"Kebanyakan orang yang mengikuti Dajjal ialah kaum Yahudi, para wanita, dan rakyat jelata"
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, hal. 2065).
"Kebanyakan orang yang menyertai Dajjal ialah kaum Yahudi, dan para wanita"
(idem, halaman 2214).
"Dajjal musuh Allah, akan muncul dan dia akan disertai oleh bala tentara yang terdiri dari kaum Yahudi dan segala macam bangsa"
(idem, halaman 2974).
7. Pengaruh Dajjal Terhadap Wanita
"Dan orang yang paling akhir yang mendatangi Dajjal ialah kaum wanita, sampai-sampai seorang pria mendatangi ibunya, anaknya perempuan, saudaranya perempuan dan bibinya, lalu mengikat mereka, agar mereka tak datang kepada Dajja!"
(idem, hal. 2116).
8. Dajjal Dan Anak-Anak Yang Tidak Sah
"Awas! Kebanyakan kawan dan pengikut Dajjal ialah kaum Yahudi dan anak-anak yang tidak sah"
(idem, halaman 2998)
9. Laki-Laki Seperti Wanita, Dan Wanita Seperti Laki-Laki
"Dan para wanita akan tampak seperti laki-laki dan laki-laki akan nampak seperti wanita"
(idem, halaman 2998)
10. Penyembuhan Ajaib
"Dan Dajjal akan menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati"
(idem; halaman 2080)
11. Bisikan Jahat Dajjal
"Barangsiapa mendengar perihal Dajjal, hendaklah menyingkir daripadanya. Demi Allah! Orang akan mendatangi Dajjal, dan ia menyangka bahwa dia adalah orang mukmin, dan ia akan mengikuti dia (Dajjal) karena sak wasangka yang ditimbulkan dalam batinnya"
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2057)
12. Munculnya Dajjal
"Ia (Dajjal) akan berkata: Apabila rantai yang mengikat aku ini lepas, aku tak akan membiarkan sejengkal tanah pun yang tak diinjak oleh kakiku, terkecuali kota suci Madinah"
(idem, halaman 2991 )
"Dan tak sejengkal tanah pun di muka bumi ini yang tak dikuasai oleh Dajjal, terkecuali kota Makkah dan Madinah"
(idem, hal. 2028).
"Dan tak lama lagi, aku (Dajjal) akan diizinkan keluar, maka aku akan keluar dan mengadakan perjalanan di muka bumi, dan tak satu tempat-tinggal pun yang tak kusinggahi selama empat puluh malam, terkecuali Makkah dan Madinah"
(idem, halaman 2988).
TANDA - TANDA KEMUNCULAN DAJJAL
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sahabat yang dimuliakan Allah SWT, masih seputar Dajjal... melanjutkan postingan terdahulu yaitu "Ciri - Ciri Dajjal" dan "Fitnah Dajjal" Kali ini kita uraikan tentang hadits Nabi SAW yang menjelaskan mengenai Tanda - Tanda Kemunculan Dajjal
Berikut ini kutipkan beberapa Hadits yang menerangkan tanda-tanda yang mengiringi munculnya Dajjal.
1. Sorga dan Neraka Dajjal
"Ia (Dajjal) akan datang dengan membawa semacam sorga dan neraka; dan apa yang ia katakan sorga itu sebenarnya, neraka"
(Misykat, halaman 473).
"Dan ia akan membawa air dan api. Dan apa yang orang-orang melihatnya air, itu sebenarnya api yang menghanguskan; dan apa yang orang-orang melihatnya api, iiu sebenarnya air tawar yang sejuk"
(Misykat, halaman 473)
"Ia akan membawa api dan sungai dan barang siapa jatuh dalam apinya, ia akan memperoleh ganjaran dan disingkirkan bebannya."
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2975)
"la akan membawa gunung roti dan sungai penuh air "
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2985).
"Ia membawa dua sungai, yang satu penuh air, dan satu lagi penuh api"
(idem, halaman 2985)
"Dajjal akan muncul dengan membawa sungai dan api; barang siapa masuk dalam sungainya; ia akan memikul beban dan dilenyapkan ganjarannya; dan barangsiapa masuk dalam apinya, akan memperoleh ganjaran dan dihilangkan bebannya"
(idem, halaman 2029).
Di antara fitnah Dajjal ialah bahwa ia akan membawa sorga dan neraka; adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal ialah Neraka. Maka barangsiapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia mohon pertolongan Allah sambil membaca permulaan surat al-Kahfi, maka neraka akan menjadi dingin dan damai" (idem, halaman 2028).
"Dan ia akan membawa semacam sorga dan neraka. Dan sorga Dajjal penuh dengan asap, sedangkan neraka Dajjal adalah kebun yang menghijau"
(idem, halaman 2074).
Hadits yang lain berbunyi:
"Sungguh ia akan membawa sorga dan neraka. Adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal ialah Neraka. maka barang siapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia menutup matanya dan mohon pertolongan Allah, dan neraka itu akan dingin dan damai"
(idem, halaman 2079).
"Bagaimana perasaan kamu jika kamu diuji oleh seseorang yang sungai-sungai dan buah-buahan di bumi akan dibikin tunduk kepadanya"
(idem, halaman 2090).
"Ia akan menjelajah dengan membawa dua gunung. Yang satu, penuh dengan pohon, buah-buahan dan air, dan yang lain, penuh dengan api dan asap. Ia berkata: Ini adalah sorga, dan ini adalah neraka"
(idem, halaman 2110).
2. Kecepatan dan Kendaraan Dajjal
"Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimanakah cepatnya perjalanan Dajjal di muka bumi? Beliau menjawab: seperti cepatnya awan ditiup angin"
(Misykat bab Dajjal).
"Bumi akan digulung untuknya; ia menggenggam awan di tangan kanannya, dan mendahului matahari di tempat terbenamnya; lautan hanya sedalam mata-kakinya; di depannya adalah gunung yang penuh asap" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2998).
"Ia akan meloncat-loncat di antara langit dan bumi"
(Abu Dawud).
.
"Dajjal akan muncul dengan naik keledai putih; yang jarak antara dua telinganya adalah tujuh puluh yard" (Misykat, halaman 477)
"Ia mempunyai seekor keledai yang ia naiki, yang jarak antara dua telinganya adalah empat puluh yard" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2104).
"Ia menaiki seekor keledai putih, yang masing-masing telinganya tiga puluh yard panjangnya, dan jarak antara kaki yang satu dengan kaki yang lain adalah perjalanan sehari semalam"
(idem, halaman 2998).
3. Harta Kekayaan Dajjal
"Dan ia melalui hutan rimba, dan ia berkata kepadanya: Keluarkanlah kekayaanmu, maka kekayaaan rimba itu mengikuti dia, bagaikan lebah mengikuti ratunya"
(Misykat, halaman 473).
4. Kawan-Kawan Dajjal Hidup Senang
"Ia datang pada suatu kaum dan mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu beriman kepadanya, ia memberi perintah kepada langit, maka turunlah hujan, lalu ia memberi perintah kepada bumi, maka keluarlah tumbuh-tumbuhan. Lalu ia datang kepada kaum yang lain, dan mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu menolak ajakannya, maka berpalinglah ia dari mereka, lalu kaum itu tertimpa kelaparan, dan tak ada sedikit kekayaan pun yang mereka kuasai"
(Misykat, halaman 473).
"Dan di antara fitnah Dajjal ialah, apabila ia datang pada suatu kaum yang tak mau beriman kepadanya, maka tiada lagi ternak mereka yang tertinggal, melainkan binasalah semuanya; dan apabila ia datang pada kaum lain yang beriman kepadanya, maka ia memberi perintah kepada langit, lalu turunlah hujan, dan ia memberi perintah kepada bumi, lalu keluarlah tumbuh-tumbuhan"
(Kanzul-'Ummal, jilid VII. halaman 2028).
"Sungai-sungai dunia dan buah-buahan akan tunduk kepada Dajjal; maka barangsiapa mau mengikuti dia, ia akan memberi makan kepadanya dan menjadikan dia seorang kafir dan barang siapa menentang dia, maka persediaan makanannya akan dirampas dan dihentikan mata-pencahariannya"
(Kanzul-'Ummal; jilid VII halarnan 2090).
"Ada beberapa kaum yang bersahabat dengan Dajjal akan berkata: "Sesungguhnya kami tahu bahwa Dajjal adalah kafir, tetapi kami bersahabat dengan Dajjal, agar kami dapat makan dari makanannya, dan agar kami dapat memberi makan ternak kami dari pohonpohonnya"
(idem, halaman 2092).
"Dan ia (Dajjal) akan membawa gunung roti, dan sekalian manusia akan mengalami kesukaran, terkecuali orang yang mengikuti dia"
(idem, halaman 2104).
5. Partemuan Dajjal Dengan Ruh
"bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang telah meninggal, apakah itu ayah ataukah saudara"
(idem, halaman 2065).
"Setan-setan yang rupanya mirip dengan orang yarg telah meninggal akan menyertai Dajjal, dan mereka akan berkata kepada orang yang masih hidup: Kenalkah engkau padaku? Aku adalah saudaramu; aku adalah ayahmu; atau aku adalah salah seorang kerabatmu"
(idem, hal. 2078).
"Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang akan bercakap-cakap dengan manusia"
( idem, halaman 2104).
6. Kaum Yahudi Di Belakang Dajjal
"Dan di belakangnya ialah Dajjal yang bersama-sama dia adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi"
(idem, halaman 2028)
"Kebanyakan orang yang mengikuti Dajjal ialah kaum Yahudi, para wanita, dan rakyat jelata"
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, hal. 2065).
"Kebanyakan orang yang menyertai Dajjal ialah kaum Yahudi, dan para wanita"
(idem, halaman 2214).
"Dajjal musuh Allah, akan muncul dan dia akan disertai oleh bala tentara yang terdiri dari kaum Yahudi dan segala macam bangsa"
(idem, halaman 2974).
7. Pengaruh Dajjal Terhadap Wanita
"Dan orang yang paling akhir yang mendatangi Dajjal ialah kaum wanita, sampai-sampai seorang pria mendatangi ibunya, anaknya perempuan, saudaranya perempuan dan bibinya, lalu mengikat mereka, agar mereka tak datang kepada Dajja!"
(idem, hal. 2116).
8. Dajjal Dan Anak-Anak Yang Tidak Sah
"Awas! Kebanyakan kawan dan pengikut Dajjal ialah kaum Yahudi dan anak-anak yang tidak sah"
(idem, halaman 2998)
9. Laki-Laki Seperti Wanita, Dan Wanita Seperti Laki-Laki
"Dan para wanita akan tampak seperti laki-laki dan laki-laki akan nampak seperti wanita"
(idem, halaman 2998)
10. Penyembuhan Ajaib
"Dan Dajjal akan menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati"
(idem; halaman 2080)
11. Bisikan Jahat Dajjal
"Barangsiapa mendengar perihal Dajjal, hendaklah menyingkir daripadanya. Demi Allah! Orang akan mendatangi Dajjal, dan ia menyangka bahwa dia adalah orang mukmin, dan ia akan mengikuti dia (Dajjal) karena sak wasangka yang ditimbulkan dalam batinnya"
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2057)
12. Munculnya Dajjal
"Ia (Dajjal) akan berkata: Apabila rantai yang mengikat aku ini lepas, aku tak akan membiarkan sejengkal tanah pun yang tak diinjak oleh kakiku, terkecuali kota suci Madinah"
(idem, halaman 2991 )
"Dan tak sejengkal tanah pun di muka bumi ini yang tak dikuasai oleh Dajjal, terkecuali kota Makkah dan Madinah"
(idem, hal. 2028).
"Dan tak lama lagi, aku (Dajjal) akan diizinkan keluar, maka aku akan keluar dan mengadakan perjalanan di muka bumi, dan tak satu tempat-tinggal pun yang tak kusinggahi selama empat puluh malam, terkecuali Makkah dan Madinah"
(idem, halaman 2988).
Minggu, 28 April 2013
ASSALAMUALAIKUM WR-WB
Hai Sob.,.. Kiban Kalheuh Sembahyang.. Peu napakat lawetnyoe... Pasti lagi pengen sesuatu kan.. tapi salat dulu baru aku kasih sesuatu... Ingat jangan pernah tinggal salat karena tinggal salat dosa besar. kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang orang yang meninggalkan salat yuk like di bawah.
Hai Sob.,.. Kiban Kalheuh Sembahyang.. Peu napakat lawetnyoe... Pasti lagi pengen sesuatu kan.. tapi salat dulu baru aku kasih sesuatu... Ingat jangan pernah tinggal salat karena tinggal salat dosa besar. kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang orang yang meninggalkan salat yuk like di bawah.
lihat lah foto di atas betapa tinggi iman@
Sabtu, 27 April 2013
ASSALAMUALAIKUM WR-WB
Menuntut olehmu ilmu arab, karena ilmu arab nyan perle that untuk tabeut kitab yang leubeh rayeuk lon, lage umpama tanyoe jak cit, mulai dari kelas 1 SD sampai ke atas terus. Meunan cit jak beut mulai dari kelas 1 tajhizi sampai keu atas, Meunan cit kitab, Mulai dari kitab melayu sampai kitab arab dengan ilmu yang leubeh tinggi lom. Makanya penteng that ilme nyoe, ilmu nahu dan juga saraf, singoh2 akan ta update ilmu saraf cit.
lage kheun ureung aceh, pungoe droe2 ta meurunoe nahu, nyan SALAH, ureung peugah nyan pungoe. bek le that basa-basi, langsung ajja kitabnyan di bawak\h, dan terjemahnyan di bawah lagi. SEMOGA BERMAMFAAT dunia wal akhirat.
Menuntut olehmu ilmu arab, karena ilmu arab nyan perle that untuk tabeut kitab yang leubeh rayeuk lon, lage umpama tanyoe jak cit, mulai dari kelas 1 SD sampai ke atas terus. Meunan cit jak beut mulai dari kelas 1 tajhizi sampai keu atas, Meunan cit kitab, Mulai dari kitab melayu sampai kitab arab dengan ilmu yang leubeh tinggi lom. Makanya penteng that ilme nyoe, ilmu nahu dan juga saraf, singoh2 akan ta update ilmu saraf cit.
lage kheun ureung aceh, pungoe droe2 ta meurunoe nahu, nyan SALAH, ureung peugah nyan pungoe. bek le that basa-basi, langsung ajja kitabnyan di bawak\h, dan terjemahnyan di bawah lagi. SEMOGA BERMAMFAAT dunia wal akhirat.
TERJEMAH KITAB MATAN AJJURUMIAH
OLEH RAHMAD ANEUK DAYAH MULIA (ADaM)
(terjemahnya ada setelah matannya)
Muqaddimah
بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ
Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy)
rahimahullah
:
Macam-macam Kalam
Al kalam adalah Lafadz yang tersusun yang
berfaedah dengan bahasa arab. Kalam itu ada tiga bagian : Isim, fi’il, dan
huruf yang memiliki arti.
Isim itu dikenal dengan khafadh, tanwin, dan kemasukan alif
dan lam. Dan huruf khafadh itu adalah :
مِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي, وَرُبَّ, وَالْبَاءُ, وَالْكَافُ,
وَاللَّام
dan
huruf qasam (sumpah) yaitu waw, ba dan ta.
Fiil itu dikenal dengan huruf
ِقَدْ,
وَالسِّينِ وَسَوْفَ وَتَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَة(ta ta’nits yang mati) ِ
Huruf itu adalah sesuatu yang tidak sah bersamanya
petunjuk isim dan petunjuk fi’il.
Bab Al I’rab
I’rab itu adalah berubahnya
akhir-akhir kalimat karena perbedaan amil-amil yang masuk atasnya baik secara
lafadz atau taqdir. Bagian i’rab itu ada empat, yaitu rafa’, nashab, khofadh
atau jar, dan jazm.
Setiap isim itu bisa rafa’, nashab, khafad dan tidak bisa
jazm
Setiap fi’il itu bisa rafa’, nashab, jazm, dan tidak bisa
khofadh.
Bab Mengenal tanda-tanda I’rab
1. Bagi
rafa’ itu ada empat tanda, yaitu
dhammah, waw, alif dan Nun
Adapun Dhammah, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada empat
tempat :
- Pada Isim Mufrad,
- Jama’ taktsir
- Jama’ muannas salim, dan
- fiil mudhari’ yang tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatu
Adapun waw, maka
ia menjadi tanda bagi rafa’ pada dua
tempat :
- Pada jama’ mudzakkar salim, dan
- Isim-isim yang lima yaitu
أَبُوكَ, وَأَخُوكَ,
وَحَمُوكَ, وَفُوكَ, وَذُو مَالٍ
Adapun alif, maka
ia menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim tatsniyyah yang tertentu
Adapun Nun maka ia
menjadi tanda bagi rafa’ pada fi’il mudhari yang bersambung dengan dhamir
tatsniyah, dhamir jama’, dan dhamir muannats mukhatabah.
2. Bagi Nashab itu ada lima tanda, yaitu Fathah, alif,
kasrah, ya, dan hadzfunnuun (membuang nun).
Adapun fathah maka
ia menjadi tanda bagi nashab pada tiga tempat :
- Pada Isim Mufrad
- Jama’ taksir, dan
- fi’il Mudhari apabila masuk atasnya amil yang menashobkan dan tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatupun
adapun alif, maka
ia menjadi tanda bagi nashab pada isim-isim yang lima contohnya :
رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاكَ (aku melihat bapakmu dan saudaramu)dan apa-apa yang
menyerupai contoh ini.
Adapun kasrah, maka ia menjadi tanda
bagi nashab pada jama’ muannats salim
Adapun ya, maka ia
menjadi tanda bagi nashab pada tatsniyah dan jama’
Adapun Hadzfunnuun,
maka ia menjadi tanda bagi nashab pada fi’il-fi’il yang lima yang ketika
rafa’nya dengan tetap nun.
3. Bagi Khafadh atau jar itu ada 3 tanda, yaitu kasrah, ya, dan fathah.
Adapun kasrah,
maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat:
- Isim Mufrad yang menerima tanwin
- jama’ taksir yang menerima tanwin, dan
- jama’ muannats salim
adapun ya, maka ia menjadi tanda
bagi khafadh pada tiga tempat:
- Pada isim-isim yang lima
- Isim Tatsniyah, dan
- jama’
adapun fathah,
maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada isim-isim yang tidak menerima tanwin.
4. Bagi jazm itu ada 2 tanda, yaitu sukun dan al hadzfu (membuang).
Adapun sukun, maka
ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il yang shahih akhirnya
Adapun al hadzfu, maka ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il mudhari yang mu’tal
akhirnya dan pada fi’il-fi’il yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.
Fashl (pasal)
Yang di i'rab itu ada dua bagian : ada yang di
i’rab dengan harkat (baris) dan ada yang di i’rab dengan huruf.
Maka yang di i’rab dengan baris itu ada empat
macam :
- Isim Mufrad
- Jama’ taktsir
- Jama’ muannats salim, dan
- Fi’il Mudhari’ yang tidak bersambung dengan akhirnya sesuatupun
Dan semuanya itu
(yang di i’rab dengan baris) di rafa’kan dengan dhammah, dinashabkan dengan
fathah, dan dijazmkan dengan sukun. Dan keluar dari itu tiga hal; jama’ muannats
salim dinashabkan dengan kasrah, isim yang tidak menerima tanwin dijarkan
(dikhafadhkan) dengan fathah dan fi’il mudhari’ yang mu’tal akhirnya dijazmkan
dengan membuang akhirnya
Yang dii’rab dengan huruf itu ada empat macam
:
- Isim Tatsniyah
- Jama’ mudzakkar salim
- isim-isim yang lima, dan
- fi’il-fiil yang lima, yaitu يفعلان وتفعلان ويفعلون وتفعلون وتفعلين
adapun isim tatsniyah, maka
ia dirafa’kan dengan alif, dinashabkan dengan ya dan dijarkan dengan ya.
Adapun jama’ mudzakkar
salim, maka ia dirafa’kan dengan waw, dinashabkan dengan ya dan dijarkan dengan
ya.
Adapun Isim-isim yang lima,
maka di rafa’kan dengan waw, dinashabkan dengan alif, dan dijarkan dengan ya.
Adapun fi’il-fi’il yang
lima, maka dirafa’kan dengan huruf nun, dan dinashabkan dan dijazamkan dengan
membuang huruf nun.
Bab tentang Fi’il-fi’il
Fi’il itu ada tiga :
- Fiil Madhi
- Fiil Mudhari’
- Fiil Amr
Contohnya ضَرَبَ(madhi), (mudhari’) , وَيَضْرِبُ (amr’), وَاضْرِبْ
Maka
Fiil Madhi itu difathahkan selamanya dan fiil amar dijazamkan selamanya dan
fiil mudhari’ itu fiil yang di awalnya terdapat salah satu dari huruf tambahan
yang empat yang terkumpul dalam perkataan anaytu (alif, nun, ya, dan ta). Fiil
mudhari’ itu dirafa’kan selamanya kecuali adaa amil nashab atau jazm yang masuk
padanya.
Maka amil nashab (huruf
yang menashabkan) itu ada sepuluh, yaitu:
أَنْ, وَلَنْ, وَإِذَنْ, وَكَيْ, وَلَامُ كَيْ, وَلَامُ اَلْجُحُودِ,
وَحَتَّى, وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ, وَالْوَاوِ, وَأَوْ.
Dan
amil jazm itu ada delapan belas, yaitu :
لَمْ, وَلَمَّا, وَأَلَمْ, وَأَلَمَّا, وَلَامُ اَلْأَمْرِ وَالدُّعَاءِ,
وَ "لَا" فِي اَلنَّهْيِ وَالدُّعَاءِ, وَإِنْ وَمَا وَمَنْ وَمَهْمَا,
وَإِذْمَا ، وأي وَمَتَى, وَأَيْنَ وَأَيَّانَ, وَأَنَّى, وَحَيْثُمَا,
وَكَيْفَمَا, وَإِذًا فِي اَلشِّعْرِ خاصة. (dan idzan pada syair tertentu)
Bab Tentang
Isim-isim yang Dirafa’kan
Isim-isim
yang dirafa’kan itu ada tujuh :
- Isim Faa’il
- Isim Maf’ul yang tidak disebut failnya (naaibul fa’il)
- Mubtada
- khabar mubtada
- Isim Kaana dan saudara-saudaranya
- khabar inna dan saudara-saudaranya
- Dan yang mengikuti yang dirafa’kan, yaitu ada empat : Na’at, ‘athaf, taukid, dan badal
Bab Faa’il
Faa’il
adalah isim yang dirafa’kan yang disebut sebelum faa’il itu fi’ilnya. Dan
faa’il itu ada dua bagian, yaitu faa’il isim dzhahir dan faa’il isim dhamir.
Maka
faa’il isim dzhahir itu seperti contoh
قَامَ زَيْدٌ, وَيَقُومُ
زَيْدٌ, وَقَامَ الزَّيْدَانِ, وَيَقُومُ الزَّيْدَانِ, وَقَامَ الزَّيْدُونَ,
وَيَقُومُ الزَّيْدُونَ, وَقَامَ اَلرِّجَالُ, وَيَقُومُ اَلرِّجَالُ, وَقَامَتْ
هِنْدٌ, وَقَامَتْ اَلْهِنْدُ, وَقَامَتْ الْهِنْدَانِ, وَتَقُومُ الْهِنْدَانِ,
وَقَامَتْ الْهِنْدَاتُ, وَتَقُومُ الْهِنْدَاتُ, وَقَامَتْ اَلْهُنُودُ,
وَتَقُومُ اَلْهُنُودُ, وَقَامَ أَخُوكَ, وَيَقُومُ أَخُوكَ, وَقَامَ غُلَامِي,
وَيَقُومُ غُلَامِي,
Dan
Faa’il isim dhamir itu ada 12, yaitu :
ضَرَبْتُ, وَضَرَبْنَا,
وَضَرَبْتَ, وَضَرَبْتِ, وَضَرَبْتُمَا, وَضَرَبْتُمْ, وَضَرَبْتُنَّ, وَضَرَبَ,
وَضَرَبَتْ, وَضَرَبَا, وَضَرَبُوا, وضربن
Bab Maf’ul yang tidak disebut Faa’ilnya (Naaibul
faa’il)
Naaibul faa’il adalah isim
yang dirafa’kan yang tidak disebut bersamanya faa’ilnya. jika fi’ilnya itu
fi’il madhi maka didhammahkan huruf awalnya dan dikasrahkan apa yang sebelum
akhirnya dan jika fi’ilnya itu fi’il mudhari’ maka didhammahkan huruf awalnya
dan difathahkan huruf yang sebelum akhirnya. Naa’ibul faa’il itu ada dua, yaitu
Naaibul faa’il isim dzhahir dan naaibul faa’il isim dhamir.
Maka naaibul faa’il isim
dzhahir itu contohnya :
ضُرِبَ زَيْدٌ"
وَ"يُضْرَبُ زَيْدٌ" وَ"أُكْرِمَ عَمْرٌو" وَ"يُكْرَمُ
عَمْرٌو
dan naaibul faa’il isim
dhamir contohnya:
ضُرِبْتُ وَضُرِبْنَا,
وَضُرِبْتَ, وَضُرِبْتِ, وَضُرِبْتُمَا, وَضُرِبْتُمْ, وَضُرِبْتُنَّ, وَضُرِبَ,
وَضُرِبَتْ, وَضُرِبَا, وَضُرِبُوا, وضُربن
Bab Mubtada dan khabar
Mubtada adalah isim yang
dirafa’kan yang terbebas dari amil-amil lafadzh.
Khabar adalah isim yang dirafa’akan
yang disandarkan kepada mubtada’. Contohnya :
"زَيْدٌ قَائِمٌ" وَ"الزَّيْدَانِ
قَائِمَانِ" وَ"الزَّيْدُونَ قَائِمُونَ "
Mubtada itu ada dua bagian, yaitu mubtada isim dzahir
dan mubtada isim dhamir
Maka Mubtada isim dzahir
itu adalah sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti contoh di
atas)
Mubtada isim dhamir itu ada
dua belas :
أنا ونحن وأنتَ وأنتِ و
وأنتما وأنُتم وأنتن وهو وهى وهما وهم وهن
Dan
apa-apa yang menyerupai contoh ini(أنا قائم) و(نحن قائمون)contohnya
:
Khabar
itu
ada dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair (bukan) mufrad.
Khabar
mufrad contohnya زيد قائم
Khabar ghair
mufrad itu ada empat :
- Jar dan majrur
- dzharaf
- fi’il beserta faa’ilnya
- Mubtada beserta khabarnya.
Contohnya: (زيد فى الدار وزيد عندك وزيد قام ابوه وزيد جاريته
ذاهبة)
Bab Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan
khabar
Amil-amil yang masuk kepada
mubtada dan khabar itu ada tiga macam, yaitu kaana dan saudara-saudaranya,
innna dan saudara-saudaranya dan dzhanna (dzhanantu) dan saudara-saudaranya.
Adapun kaana dan
saudara-saudaranya maka sesungguhnya mereka
merafa’kan isism (mubtada) dan menashabkan khabar. Maka kaana dan
suadara-saudaranya itu adalah : كَانَ,
وَأَمْسَى, وَأَصْبَحَ, وَأَضْحَى, وَظَلَّ, وَبَاتَ, وَصَارَ, وَلَيْسَ, وَمَا
زَالَ, وَمَا اِنْفَكَّ, وَمَا فَتِئَ, وَمَا بَرِحَ, وَمَا دَامَ,
dan apa-apa yang bisa
ditashrif dari semuanya, seperti :
َ كَانَ, وَيَكُونُ, وَكُنْ,
وَأَصْبَحَ وَيُصْبِحُ وَأَصْبِحْ,
Contohnya :
"كَانَ زَيْدٌ
قَائِمًا, وَلَيْسَ عَمْرٌو شَاخِصًا"
dan sesuatu yang menyerupai
contoh ini.
Adapun inna dan
saudara-saudaranya maka
sesungguhnya mereka itu menashabkan mubtada dan merafa’kan khabar. inna dan
saudara-saudaranya adalah :
إِنَّ،
وَأَنَّ، وَلَكِنَّ، وَكَأَنَّ، وَلَيْتَ، وَلَعَلَّ،
إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ، وَلَيْتَ
عَمْرًا شَاخِصٌcontohnya :
Makna
inna dan anna adalah untuk taukid (penekanan), laakinna untuk istidraak
(mempertentangkan), kaanna untuk tasybih (penyerupaan), laita untuk tamanniy
(pengandaian), la’alla untuk tarajiy (pengharapan kebaikan) dan tawaqqu’
(ketakutan dari nasib buruk).
Adapun
dzhanantu (dzhanna) dan saudara-saudaranya maka sesunggunya mereka itu
menashabkan mubtada dan khabar karena keduanya itu (mubtada dan khabar) adalah
maf’ul bagi dzhanna dan saudara-saudaranya. Dzhanantu dan saudara-saudaranya
itu
:
ظَنَنْتُ، وَحَسِبْتُ،
وَخِلْتُ، وَزَعَمْتُ، وَرَأَيْتُ، وَعَلِمْتُ، وَوَجَدْتُ، وَاتَّخَذْتُ،
وَجَعَلْتُ، وَسَمِعْتُ؛
ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا، وَرَأَيْتُ عَمْرًا شاخصًاcontohnya :
Bab Na’at (sifat)
Na’at
itu mengikuti yang disifati pada keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya,
ma’rifatnya, dan nakirahnya. Contohnya:
قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ,
وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِلِ.
Ma’rifat
(kata khusus) itu ada lima:
أَنَا وَأَنْتَ1. Isim Dhamir (kata ganti), contohnya :
زَيْدٍ وَمَكَّةَ2. Isim Alam (nama), contohnya:
هَذَا, وَهَذِهِ,
وَهَؤُلَاءِ3. Isim
Mubham (kata tunjuk), contohnya :
اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُ4.Isim yang terdapat alif lam
(al), contohnya :
5. apa-apa
yang diidhafahkan kepada salah satu dari ini yang empat.
Nakirah (kata umum) adalah setiap isim yang tersebar
(beraneka ragam) pada jenisnya ,tidak tertentu pada sesuatupun. Dan untuk
memudahkannya, nakirah itu adalah setiap yang dapat اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُmenerima alif
lam, contohnya
Bab ‘Athaf
Huruf
‘athaf ada sepuluh, yaitu :
اَلْوَاوُ, وَالْفَاءُ,
وَثُمَّ, وَأَوْ, وَأَمْ, وَإِمَّا, وَبَلْ, وَلَا, وَلَكِنْ, وَحَتَّى فِي بَعْضِ
اَلْمَوَاضِعِ
Waw,
fa, tsumma, aw, am, imma, bal, la, laakin, dan hatta pada sebagian tempat.
Jika
kamu athafkan dalam keadaan rafa’ maka rafa’akan, dalam keadan nashab maka
nashabkan, dalam keadaan khafad maka khafadhkan, dalam keadaan jazm maka
jazmkan. Contohnya :
"قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو, وَرَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا, وَمَرَرْتُ
بِزَيْدٍ وَعَمْرٍو, وَزَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ
Bab Taukid (menekankan atau menguatkan)
Taukid
itu mengikuti yang diperkuat dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya, dan
ma’rifatnya. Taukid itu telah tertentu lafadzh-lafazhnya, yaitu :
اَلنَّفْسُ, وَالْعَيْنُ, وَكُلُّ, وَأَجْمَعُ
Dan
yang mengikuti ajam’u, yaitu
أَكْتَعُ, وَأَبْتَعُ, وَأَبْصَعُ
Contohnya :
قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ, وَرَأَيْتُ اَلْقَوْمَ كُلَّهُمْ, وَمَرَرْتُ
بِالْقَوْمِ أَجْمَعِينَ.
Bab Badal
Apabila
dibadalkan isim dengan isim atau fi’il dengan fi’il maka mengikuti badalnya itu
pada seluruh i’rabnya. Badal itu ada empat :
بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ
اَلشَّيْء1.
َبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ2.
َبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ3.
َبَدَلُ اَلْغَلَطِ4.
Contohnya:
"قَامَ
زَيْدٌ أَخُوكَ, وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ, وَنَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ,
وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ
Kamu ingin berkata al
farasa (kuda) akan tetapi kamu ternyata salah,
رَأَيْتُ
زَيْدًا اَلْفَرَسَmaka
kamu ganti dengan zaidan menjadi
Bab Isim-isim
Yang dinashabkan
Isim-isim yang dinashabkan itu ada lima belas:
1. Maf’ul
bih
2. Mashdar
3. Dzharaf
zaman
4. Dzharaf
makan
5. Hal
6. Tamyiz
7. Mustatsna
8. Isim
Laa
9. Munada
10. Maf’ul
min ajlih
11. Maf’ul
ma’ah
12. Khabar
kaana
13. Isim
inna
14. khabar
saudara kaana dan isim saudara inna
15. Yang
mengikut dinashabkan, yaitu ada empat : na’at, ‘athaf, taukid, dan badal
Bab Maf’ul
bih
Maf’ul bih adalah isim yang dinashabkan yang dikenakan
padanya suatu perbuatan.
ضَرَبْتُ زَيْدًا, وَرَكِبْتُ اَلْفَرَسَ Contohnya :
Maf’ul
bih itu ada dua bagian, yaitu maf’ul bih dzhahir dan maf’ul bih dhamir.
Maf’ul
bih dzhahir telah dijelaskan sebelumnya (pada bab-bab yang menjelaskan tentang
dzhahir).
Sedangkan
maf’ul bih dhamir itu terbagi menjadi dua:
1. Muttashil (bersambung)
Maf’ul
bih dhamir muttashil ada dua belas, yaitu :
ضَرَبَنِي,
وَضَرَبَنَا, وَضَرَبَكَ, وَضَرَبَكِ, وَضَرَبَكُمَا, وَضَرَبَكُمْ,
وَضَرَبَكُنَّ, وَضَرَبَهُ, وَضَرَبَهَا, وَضَرَبَهُمَا, وَضَرَبَهُمْ,
وَضَرَبَهُنَّ
2. Munfashil (terpisah)
Maf’ul
bih dhamir munfashil ada dua belas, yaitu:
إِيَّايَ, وَإِيَّانَا,
وَإِيَّاكَ, وَإِيَّاكِ, وَإِيَّاكُمَا, وَإِيَّاكُمْ, وَإِيَّاكُنَّ, وَإِيَّاهُ,
وَإِيَّاهَا, وَإِيَّاهُمَا, وَإِيَّاهُمْ, وَإِيَّاهُنَّ.
Bab Mashdar
Mashdar
adalah isim yang dinashabkan yang datang menempati tempat ketiga dalam tashrif
fi’il. Contohnya :
ضَرَبَ
يَضْرِبُ ضَرْبًا
Mashdar
terbagi dua
:
1. Lafdzhy
2. Ma’nawy
Jika
lafazdh mashdarnya bersesuaian dengan lafadzh fi’ilnya maka itu trmasuk mashdar
lafdzhy contohnya :
قَتَلْتُهُ
قَتْلًا
Dan
jika mashdarnya bersesuaian dengan makna fi’ilnya bukan lafadhznya maka itu
adalah mashdar ma’nawy. Contohnya :
جَلَسْتُ قُعُودًا, ، وقمت وُقُوفًا
Bab Dzharaf Zaman (keterangan waktu)
dan Dzaharaf Makan (keterangan tempat)
Dzharaf
zaman itu adalah isim zaman yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada).
Contoh dzharaf zaman :
اَلْيَوْمِ,
وَاللَّيْلَةِ, وَغَدْوَةً, وَبُكْرَةً, وَسَحَرًا, وَغَدًا, وَعَتَمَةً,
وَصَبَاحًا, وَمَسَاءً, وَأَبَدًا, وَأَمَدًا, وَحِينًا
Dzharaf
makan adalah isim makan yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada).
Contohnya:
أَمَامَ,
وَخَلْفَ, وَقُدَّامَ, وَوَرَاءَ, وَفَوْقَ, وَتَحْتَ, وَعِنْدَ, وَمَعَ,
وَإِزَاءَ, وَحِذَاءَ, وَتِلْقَاءَ, وَثَمَّ, وَهُنَا
Bab Haal
Haal adalah isim yang
dinashabkan yang menjelaskan tata cara yang sebelumnya samar.
Contohnya :
جَاءَ
زَيْدٌ رَاكِبًا" وَ"رَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا"
وَ"لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا"
Haal
itu pasti nakirah dan haal itu hanya terjadi setelah kalamnya sempurna dan
shahibul haal itu pasti ma’rifat.
Bab Tamyiz
Tamyiz
itu adalah isim yang dinashabkan yang menjelaskan dzat yang sebelumnya samar.
Contohnya
:
"تَصَبَّبَ
زَيْدٌ عَرَقًا", وَ"تَفَقَّأَ بَكْرٌ شَحْمًا" وَ"طَابَ
مُحَمَّدٌ نَفْسًا" وَ"اِشْتَرَيْتُ عِشْرِينَ غُلَامًا"
وَ"مَلَكْتُ تِسْعِينَ نَعْجَةً" وَ"زَيْدٌ أَكْرَمُ مِنْكَ
أَبًا" وَ"أَجْمَلُ مِنْكَ وَجْهًا"
Tamyiz itu pasti nakirah dan
tamyiz hanya terjadi setelah kalamnya sempurna
Bab Istitsna
Huruf
istitsna itu ada delapan, yiatu :
إِلَّا,
وَغَيْرُ, وَسِوَى, وَسُوَى, وَسَوَاءٌ, وَخَلَا, وَعَدَا, وَحَاشَا
Maka
mustatsna (kalimat yang di istitsnakan) dengan huruf illaa dinashabkan jika
قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا
زَيْدًا" وَ"خَرَجَ اَلنَّاسُ إِلَّا عَمْرًا kalamnya taam mujab contohnya :
Jika
kalamnya manfiy taam, maka boleh menjadikannya badal atau menashabkannya
مَا قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا
زَيْدٌ" وَ"إِلَّا زَيْدًا karena istitsna contohnya :
Jika
kalamnya naaqish (kurang), maka i’rabnya sesuai dengan amil-amilnya,. Contohnya:
"مَا
قَامَ إِلَّا زَيْدٌ" وَ"مَا ضَرَبْتُ إِلَّا زَيْدًا" وَ"مَا
مَرَرْتُ إِلَّا بِزَيْدٍ
Dan Mustatsna dengan
khalaa, ‘adaa, dan haasyaa maka boleh kita menashabkannya atau menjarkannya.
Contohnya :
"قَامَ اَلْقَوْمُ
خَلَا زَيْدًا وَزَيْدٍ" وَ"عَدَا عَمْرًا وَعَمْرٍو"
وَ"حَاشَا بَكْرًا وَبَكْرٍ".
Bab Laa
Ketahuilah!
Bahwa apabila laa bertemu langsung dengan isim nakirah maka laa menashabkan
isim nakirah dengan tanpa tanwin dan tidak mengulang-ulang laa. Contohnya : لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ
Jika
laa tidak bertemu langsung dengan nakirah maka wajib mengulang-ulang laa.
Contohnya
: لَا فِي اَلدَّارِ رَجُلٌ
وَلَا اِمْرَأَةٌ
Jika
mengulang-ulang laa (berarti bertemu langsung dengan nakirah), maka boleh
mengamalkannya (menjadikan laa sebagai amil yang menashabkan) atau
menyia-nyiakannya. Maka jika kamu suka, kamu katakan : لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ
وَلَا اِمْرَأَةَ
Dan
jika kamu suka, kamu katakan:
لَا رَجُلٌ فِي اَلدَّارِ
وَلَا اِمْرَأَةٌ".
Bab Munada (yang dipanggil)
Munada itu ada lima, yaitu :
.1المفرد
اَلْعَلَمُ,(nama-nama)
.2 وَالنَّكِرَةُ اَلْمَقْصُودَةُ,(nakirah yang termaksud)
.3 وَالنَّكِرَةُ غَيْرُ اَلْمَقْصُودَةِ,(nakirah yang tidak
termaksud)
.4 وَالْمُضَافُ,(yang diidhafahkan)
.5 وَالشَّبِيهُ بِالْمُضَافِ (yang menyerupai mudhaf)
Adapun
mufrad ‘alam dan nakirah maqsudah maka ia dimabnikan atas dhammah
يَا زَيْدُ وَيَا رَجُلُ dengan
tanpa tanwin contohnya
Dan
tiga munada sisanya itu tidak lain dinashabkan.
Bab Maf’ul
min Ajlih
Maf’ul
min ajlih adalah isim yang dinashabkan yang disebut untuk menjelaskan
sebab-sebab terjadinya suatu perbuatan. Contohnya :
قَامَ زَيْدٌ إِجْلَالًا
لِعَمْرٍو وَقَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ.
Bab Maf’ul
Ma’ah
Maf’ul
ma’ah adalah isim yang dinashabkan yang disebut untuk menjelaskan sesuatu yang
bersamanya dilakukan suatu perbuatan. Contohnya :
جَاءَ اَلْأَمِيرُ وَالْجَيْشَ وَاِسْتَوَى اَلْمَاءُ وَالْخَشَبَةَ
Adapun
khabar kaana dan saudara-saudaranya dan ismu inna dan saudara-saudaranya maka
sungguh telah diberikan penjelasannya pada bab isim-isim yang dirafa’akan
begitu juga dengan yang mengikut dinashabkan (na’at, ‘athaf, taukid,
badal) telah dijelaskan disana.
Bab Isim-isim
yang Dikhafadhkan (dijarkan)
Isim-isim
yang dikhafadhkan itu ada tiga bagian :
- Dikhafadhkan dengan huruf khafadh
- Dikhafadhkan dengan idhafah
- Dikhafadhkan karena mengikuti yang sebelumnya
Adapun
yang dijarkan dengan huruf yaitu apa-apa yang dijarkan dengan huruf
مِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي, وَرُبَّ, وَالْبَاءِ, وَالْكَافِ,
وَاللَّامِ, dan dengan huruf sumpah yaitu
اَلْوَاوُ, وَالْبَاءُ, وَالتَّاءُِdan dengan مُذْ, وَمُنْذُ.
Adapun
yang dijarkan dengan idhafah maka contohnya: غُلَامُ زَيْدٍ dan yang dijarkan dengan
idhafah itu ada dua, pertama yang ditaqdirkan dengan lam dan kedua yang
ditakdirkan dengan min.
Maka
yang ditaqdirkan dengan lam contohnya: غُلَامُ زَيْدٍ
Dan
yang ditaqdirkan dengan min contohnya: ثَوْبُ خَزٍّ وَبَابُ سَاجٍ وَخَاتَمُ حَدِيدٍ
-Allah Maha Mengetahui kebenaran-
Langganan:
Postingan
(Atom)
Akhirul Kalam
Trimong geunaseh ats kunjungan ureung dron ke dalam blog nyoe. Semoga blog DAYAH MULIA nyoe bermamfaat bagi ureung dron bandum. Amin...!
Diberdayakan oleh Blogger.
Category
Wikipedia
Hasil penelusuran
Join US on Facebook
Nyoe adalah Posted Geutanyoe bersama. Jadi dijaga bersama. Semoga bermamfaat.
Total Tayangan Halaman
Arsip Blog
-
▼
2013
(132)
-
▼
April
(12)
- Buraq Sebagai Lambang Aceh
- TANDA - TANDA KEMUNCULAN DAJJAL
- Dosa meninggalkan Shalat 5 waktu
- TERJEMAH KITAB MATAN AJJURUMIAH
- .TANDA-TANDA KEMATIAN MENJELANG AJAL TIBA
- Doa Ba'da Shalat
- Nama Malaikat 10
- Zikir Maulid Dayah Mulia
- Sejarah Kerajaan Di aceh
- Fhoto Dayah Mulia
- bongkar Perjuangan Hasan Tiro SABTU, 30 Oktobe...
- Pidato Tentang Akhlak
-
▼
April
(12)
MOST RECENT
laba2
Foto Bersama
About Me
- Rahmad
- Lon Aneuk Teupin Batee.. Lahe Pada 10-12-1993 Di teupin Batee... Natupat Teupin Batee???