Sabtu, 27 April 2013
ASSALAMUALAIKUM WR-WB
Menuntut olehmu ilmu arab, karena ilmu arab nyan perle that untuk tabeut kitab yang leubeh rayeuk lon, lage umpama tanyoe jak cit, mulai dari kelas 1 SD sampai ke atas terus. Meunan cit jak beut mulai dari kelas 1 tajhizi sampai keu atas, Meunan cit kitab, Mulai dari kitab melayu sampai kitab arab dengan ilmu yang leubeh tinggi lom. Makanya penteng that ilme nyoe, ilmu nahu dan juga saraf, singoh2 akan ta update ilmu saraf cit.
lage kheun ureung aceh, pungoe droe2 ta meurunoe nahu, nyan SALAH, ureung peugah nyan pungoe. bek le that basa-basi, langsung ajja kitabnyan di bawak\h, dan terjemahnyan di bawah lagi. SEMOGA BERMAMFAAT dunia wal akhirat.
Menuntut olehmu ilmu arab, karena ilmu arab nyan perle that untuk tabeut kitab yang leubeh rayeuk lon, lage umpama tanyoe jak cit, mulai dari kelas 1 SD sampai ke atas terus. Meunan cit jak beut mulai dari kelas 1 tajhizi sampai keu atas, Meunan cit kitab, Mulai dari kitab melayu sampai kitab arab dengan ilmu yang leubeh tinggi lom. Makanya penteng that ilme nyoe, ilmu nahu dan juga saraf, singoh2 akan ta update ilmu saraf cit.
lage kheun ureung aceh, pungoe droe2 ta meurunoe nahu, nyan SALAH, ureung peugah nyan pungoe. bek le that basa-basi, langsung ajja kitabnyan di bawak\h, dan terjemahnyan di bawah lagi. SEMOGA BERMAMFAAT dunia wal akhirat.
TERJEMAH KITAB MATAN AJJURUMIAH
OLEH RAHMAD ANEUK DAYAH MULIA (ADaM)
(terjemahnya ada setelah matannya)
Muqaddimah
بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ
Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy)
rahimahullah
:
Macam-macam Kalam
Al kalam adalah Lafadz yang tersusun yang
berfaedah dengan bahasa arab. Kalam itu ada tiga bagian : Isim, fi’il, dan
huruf yang memiliki arti.
Isim itu dikenal dengan khafadh, tanwin, dan kemasukan alif
dan lam. Dan huruf khafadh itu adalah :
مِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي, وَرُبَّ, وَالْبَاءُ, وَالْكَافُ,
وَاللَّام
dan
huruf qasam (sumpah) yaitu waw, ba dan ta.
Fiil itu dikenal dengan huruf
ِقَدْ,
وَالسِّينِ وَسَوْفَ وَتَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَة(ta ta’nits yang mati) ِ
Huruf itu adalah sesuatu yang tidak sah bersamanya
petunjuk isim dan petunjuk fi’il.
Bab Al I’rab
I’rab itu adalah berubahnya
akhir-akhir kalimat karena perbedaan amil-amil yang masuk atasnya baik secara
lafadz atau taqdir. Bagian i’rab itu ada empat, yaitu rafa’, nashab, khofadh
atau jar, dan jazm.
Setiap isim itu bisa rafa’, nashab, khafad dan tidak bisa
jazm
Setiap fi’il itu bisa rafa’, nashab, jazm, dan tidak bisa
khofadh.
Bab Mengenal tanda-tanda I’rab
1. Bagi
rafa’ itu ada empat tanda, yaitu
dhammah, waw, alif dan Nun
Adapun Dhammah, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada empat
tempat :
- Pada Isim Mufrad,
- Jama’ taktsir
- Jama’ muannas salim, dan
- fiil mudhari’ yang tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatu
Adapun waw, maka
ia menjadi tanda bagi rafa’ pada dua
tempat :
- Pada jama’ mudzakkar salim, dan
- Isim-isim yang lima yaitu
أَبُوكَ, وَأَخُوكَ,
وَحَمُوكَ, وَفُوكَ, وَذُو مَالٍ
Adapun alif, maka
ia menjadi tanda bagi rafa’ pada isim-isim tatsniyyah yang tertentu
Adapun Nun maka ia
menjadi tanda bagi rafa’ pada fi’il mudhari yang bersambung dengan dhamir
tatsniyah, dhamir jama’, dan dhamir muannats mukhatabah.
2. Bagi Nashab itu ada lima tanda, yaitu Fathah, alif,
kasrah, ya, dan hadzfunnuun (membuang nun).
Adapun fathah maka
ia menjadi tanda bagi nashab pada tiga tempat :
- Pada Isim Mufrad
- Jama’ taksir, dan
- fi’il Mudhari apabila masuk atasnya amil yang menashobkan dan tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatupun
adapun alif, maka
ia menjadi tanda bagi nashab pada isim-isim yang lima contohnya :
رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاكَ (aku melihat bapakmu dan saudaramu)dan apa-apa yang
menyerupai contoh ini.
Adapun kasrah, maka ia menjadi tanda
bagi nashab pada jama’ muannats salim
Adapun ya, maka ia
menjadi tanda bagi nashab pada tatsniyah dan jama’
Adapun Hadzfunnuun,
maka ia menjadi tanda bagi nashab pada fi’il-fi’il yang lima yang ketika
rafa’nya dengan tetap nun.
3. Bagi Khafadh atau jar itu ada 3 tanda, yaitu kasrah, ya, dan fathah.
Adapun kasrah,
maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat:
- Isim Mufrad yang menerima tanwin
- jama’ taksir yang menerima tanwin, dan
- jama’ muannats salim
adapun ya, maka ia menjadi tanda
bagi khafadh pada tiga tempat:
- Pada isim-isim yang lima
- Isim Tatsniyah, dan
- jama’
adapun fathah,
maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada isim-isim yang tidak menerima tanwin.
4. Bagi jazm itu ada 2 tanda, yaitu sukun dan al hadzfu (membuang).
Adapun sukun, maka
ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il yang shahih akhirnya
Adapun al hadzfu, maka ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il mudhari yang mu’tal
akhirnya dan pada fi’il-fi’il yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.
Fashl (pasal)
Yang di i'rab itu ada dua bagian : ada yang di
i’rab dengan harkat (baris) dan ada yang di i’rab dengan huruf.
Maka yang di i’rab dengan baris itu ada empat
macam :
- Isim Mufrad
- Jama’ taktsir
- Jama’ muannats salim, dan
- Fi’il Mudhari’ yang tidak bersambung dengan akhirnya sesuatupun
Dan semuanya itu
(yang di i’rab dengan baris) di rafa’kan dengan dhammah, dinashabkan dengan
fathah, dan dijazmkan dengan sukun. Dan keluar dari itu tiga hal; jama’ muannats
salim dinashabkan dengan kasrah, isim yang tidak menerima tanwin dijarkan
(dikhafadhkan) dengan fathah dan fi’il mudhari’ yang mu’tal akhirnya dijazmkan
dengan membuang akhirnya
Yang dii’rab dengan huruf itu ada empat macam
:
- Isim Tatsniyah
- Jama’ mudzakkar salim
- isim-isim yang lima, dan
- fi’il-fiil yang lima, yaitu يفعلان وتفعلان ويفعلون وتفعلون وتفعلين
adapun isim tatsniyah, maka
ia dirafa’kan dengan alif, dinashabkan dengan ya dan dijarkan dengan ya.
Adapun jama’ mudzakkar
salim, maka ia dirafa’kan dengan waw, dinashabkan dengan ya dan dijarkan dengan
ya.
Adapun Isim-isim yang lima,
maka di rafa’kan dengan waw, dinashabkan dengan alif, dan dijarkan dengan ya.
Adapun fi’il-fi’il yang
lima, maka dirafa’kan dengan huruf nun, dan dinashabkan dan dijazamkan dengan
membuang huruf nun.
Bab tentang Fi’il-fi’il
Fi’il itu ada tiga :
- Fiil Madhi
- Fiil Mudhari’
- Fiil Amr
Contohnya ضَرَبَ(madhi), (mudhari’) , وَيَضْرِبُ (amr’), وَاضْرِبْ
Maka
Fiil Madhi itu difathahkan selamanya dan fiil amar dijazamkan selamanya dan
fiil mudhari’ itu fiil yang di awalnya terdapat salah satu dari huruf tambahan
yang empat yang terkumpul dalam perkataan anaytu (alif, nun, ya, dan ta). Fiil
mudhari’ itu dirafa’kan selamanya kecuali adaa amil nashab atau jazm yang masuk
padanya.
Maka amil nashab (huruf
yang menashabkan) itu ada sepuluh, yaitu:
أَنْ, وَلَنْ, وَإِذَنْ, وَكَيْ, وَلَامُ كَيْ, وَلَامُ اَلْجُحُودِ,
وَحَتَّى, وَالْجَوَابُ بِالْفَاءِ, وَالْوَاوِ, وَأَوْ.
Dan
amil jazm itu ada delapan belas, yaitu :
لَمْ, وَلَمَّا, وَأَلَمْ, وَأَلَمَّا, وَلَامُ اَلْأَمْرِ وَالدُّعَاءِ,
وَ "لَا" فِي اَلنَّهْيِ وَالدُّعَاءِ, وَإِنْ وَمَا وَمَنْ وَمَهْمَا,
وَإِذْمَا ، وأي وَمَتَى, وَأَيْنَ وَأَيَّانَ, وَأَنَّى, وَحَيْثُمَا,
وَكَيْفَمَا, وَإِذًا فِي اَلشِّعْرِ خاصة. (dan idzan pada syair tertentu)
Bab Tentang
Isim-isim yang Dirafa’kan
Isim-isim
yang dirafa’kan itu ada tujuh :
- Isim Faa’il
- Isim Maf’ul yang tidak disebut failnya (naaibul fa’il)
- Mubtada
- khabar mubtada
- Isim Kaana dan saudara-saudaranya
- khabar inna dan saudara-saudaranya
- Dan yang mengikuti yang dirafa’kan, yaitu ada empat : Na’at, ‘athaf, taukid, dan badal
Bab Faa’il
Faa’il
adalah isim yang dirafa’kan yang disebut sebelum faa’il itu fi’ilnya. Dan
faa’il itu ada dua bagian, yaitu faa’il isim dzhahir dan faa’il isim dhamir.
Maka
faa’il isim dzhahir itu seperti contoh
قَامَ زَيْدٌ, وَيَقُومُ
زَيْدٌ, وَقَامَ الزَّيْدَانِ, وَيَقُومُ الزَّيْدَانِ, وَقَامَ الزَّيْدُونَ,
وَيَقُومُ الزَّيْدُونَ, وَقَامَ اَلرِّجَالُ, وَيَقُومُ اَلرِّجَالُ, وَقَامَتْ
هِنْدٌ, وَقَامَتْ اَلْهِنْدُ, وَقَامَتْ الْهِنْدَانِ, وَتَقُومُ الْهِنْدَانِ,
وَقَامَتْ الْهِنْدَاتُ, وَتَقُومُ الْهِنْدَاتُ, وَقَامَتْ اَلْهُنُودُ,
وَتَقُومُ اَلْهُنُودُ, وَقَامَ أَخُوكَ, وَيَقُومُ أَخُوكَ, وَقَامَ غُلَامِي,
وَيَقُومُ غُلَامِي,
Dan
Faa’il isim dhamir itu ada 12, yaitu :
ضَرَبْتُ, وَضَرَبْنَا,
وَضَرَبْتَ, وَضَرَبْتِ, وَضَرَبْتُمَا, وَضَرَبْتُمْ, وَضَرَبْتُنَّ, وَضَرَبَ,
وَضَرَبَتْ, وَضَرَبَا, وَضَرَبُوا, وضربن
Bab Maf’ul yang tidak disebut Faa’ilnya (Naaibul
faa’il)
Naaibul faa’il adalah isim
yang dirafa’kan yang tidak disebut bersamanya faa’ilnya. jika fi’ilnya itu
fi’il madhi maka didhammahkan huruf awalnya dan dikasrahkan apa yang sebelum
akhirnya dan jika fi’ilnya itu fi’il mudhari’ maka didhammahkan huruf awalnya
dan difathahkan huruf yang sebelum akhirnya. Naa’ibul faa’il itu ada dua, yaitu
Naaibul faa’il isim dzhahir dan naaibul faa’il isim dhamir.
Maka naaibul faa’il isim
dzhahir itu contohnya :
ضُرِبَ زَيْدٌ"
وَ"يُضْرَبُ زَيْدٌ" وَ"أُكْرِمَ عَمْرٌو" وَ"يُكْرَمُ
عَمْرٌو
dan naaibul faa’il isim
dhamir contohnya:
ضُرِبْتُ وَضُرِبْنَا,
وَضُرِبْتَ, وَضُرِبْتِ, وَضُرِبْتُمَا, وَضُرِبْتُمْ, وَضُرِبْتُنَّ, وَضُرِبَ,
وَضُرِبَتْ, وَضُرِبَا, وَضُرِبُوا, وضُربن
Bab Mubtada dan khabar
Mubtada adalah isim yang
dirafa’kan yang terbebas dari amil-amil lafadzh.
Khabar adalah isim yang dirafa’akan
yang disandarkan kepada mubtada’. Contohnya :
"زَيْدٌ قَائِمٌ" وَ"الزَّيْدَانِ
قَائِمَانِ" وَ"الزَّيْدُونَ قَائِمُونَ "
Mubtada itu ada dua bagian, yaitu mubtada isim dzahir
dan mubtada isim dhamir
Maka Mubtada isim dzahir
itu adalah sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti contoh di
atas)
Mubtada isim dhamir itu ada
dua belas :
أنا ونحن وأنتَ وأنتِ و
وأنتما وأنُتم وأنتن وهو وهى وهما وهم وهن
Dan
apa-apa yang menyerupai contoh ini(أنا قائم) و(نحن قائمون)contohnya
:
Khabar
itu
ada dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair (bukan) mufrad.
Khabar
mufrad contohnya زيد قائم
Khabar ghair
mufrad itu ada empat :
- Jar dan majrur
- dzharaf
- fi’il beserta faa’ilnya
- Mubtada beserta khabarnya.
Contohnya: (زيد فى الدار وزيد عندك وزيد قام ابوه وزيد جاريته
ذاهبة)
Bab Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan
khabar
Amil-amil yang masuk kepada
mubtada dan khabar itu ada tiga macam, yaitu kaana dan saudara-saudaranya,
innna dan saudara-saudaranya dan dzhanna (dzhanantu) dan saudara-saudaranya.
Adapun kaana dan
saudara-saudaranya maka sesungguhnya mereka
merafa’kan isism (mubtada) dan menashabkan khabar. Maka kaana dan
suadara-saudaranya itu adalah : كَانَ,
وَأَمْسَى, وَأَصْبَحَ, وَأَضْحَى, وَظَلَّ, وَبَاتَ, وَصَارَ, وَلَيْسَ, وَمَا
زَالَ, وَمَا اِنْفَكَّ, وَمَا فَتِئَ, وَمَا بَرِحَ, وَمَا دَامَ,
dan apa-apa yang bisa
ditashrif dari semuanya, seperti :
َ كَانَ, وَيَكُونُ, وَكُنْ,
وَأَصْبَحَ وَيُصْبِحُ وَأَصْبِحْ,
Contohnya :
"كَانَ زَيْدٌ
قَائِمًا, وَلَيْسَ عَمْرٌو شَاخِصًا"
dan sesuatu yang menyerupai
contoh ini.
Adapun inna dan
saudara-saudaranya maka
sesungguhnya mereka itu menashabkan mubtada dan merafa’kan khabar. inna dan
saudara-saudaranya adalah :
إِنَّ،
وَأَنَّ، وَلَكِنَّ، وَكَأَنَّ، وَلَيْتَ، وَلَعَلَّ،
إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ، وَلَيْتَ
عَمْرًا شَاخِصٌcontohnya :
Makna
inna dan anna adalah untuk taukid (penekanan), laakinna untuk istidraak
(mempertentangkan), kaanna untuk tasybih (penyerupaan), laita untuk tamanniy
(pengandaian), la’alla untuk tarajiy (pengharapan kebaikan) dan tawaqqu’
(ketakutan dari nasib buruk).
Adapun
dzhanantu (dzhanna) dan saudara-saudaranya maka sesunggunya mereka itu
menashabkan mubtada dan khabar karena keduanya itu (mubtada dan khabar) adalah
maf’ul bagi dzhanna dan saudara-saudaranya. Dzhanantu dan saudara-saudaranya
itu
:
ظَنَنْتُ، وَحَسِبْتُ،
وَخِلْتُ، وَزَعَمْتُ، وَرَأَيْتُ، وَعَلِمْتُ، وَوَجَدْتُ، وَاتَّخَذْتُ،
وَجَعَلْتُ، وَسَمِعْتُ؛
ظَنَنْتُ زَيْدًا قَائِمًا، وَرَأَيْتُ عَمْرًا شاخصًاcontohnya :
Bab Na’at (sifat)
Na’at
itu mengikuti yang disifati pada keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya,
ma’rifatnya, dan nakirahnya. Contohnya:
قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ,
وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ, وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِلِ.
Ma’rifat
(kata khusus) itu ada lima:
أَنَا وَأَنْتَ1. Isim Dhamir (kata ganti), contohnya :
زَيْدٍ وَمَكَّةَ2. Isim Alam (nama), contohnya:
هَذَا, وَهَذِهِ,
وَهَؤُلَاءِ3. Isim
Mubham (kata tunjuk), contohnya :
اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُ4.Isim yang terdapat alif lam
(al), contohnya :
5. apa-apa
yang diidhafahkan kepada salah satu dari ini yang empat.
Nakirah (kata umum) adalah setiap isim yang tersebar
(beraneka ragam) pada jenisnya ,tidak tertentu pada sesuatupun. Dan untuk
memudahkannya, nakirah itu adalah setiap yang dapat اَلرَّجُلُ وَالْغُلَامُmenerima alif
lam, contohnya
Bab ‘Athaf
Huruf
‘athaf ada sepuluh, yaitu :
اَلْوَاوُ, وَالْفَاءُ,
وَثُمَّ, وَأَوْ, وَأَمْ, وَإِمَّا, وَبَلْ, وَلَا, وَلَكِنْ, وَحَتَّى فِي بَعْضِ
اَلْمَوَاضِعِ
Waw,
fa, tsumma, aw, am, imma, bal, la, laakin, dan hatta pada sebagian tempat.
Jika
kamu athafkan dalam keadaan rafa’ maka rafa’akan, dalam keadan nashab maka
nashabkan, dalam keadaan khafad maka khafadhkan, dalam keadaan jazm maka
jazmkan. Contohnya :
"قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو, وَرَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا, وَمَرَرْتُ
بِزَيْدٍ وَعَمْرٍو, وَزَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ
Bab Taukid (menekankan atau menguatkan)
Taukid
itu mengikuti yang diperkuat dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, khafadhnya, dan
ma’rifatnya. Taukid itu telah tertentu lafadzh-lafazhnya, yaitu :
اَلنَّفْسُ, وَالْعَيْنُ, وَكُلُّ, وَأَجْمَعُ
Dan
yang mengikuti ajam’u, yaitu
أَكْتَعُ, وَأَبْتَعُ, وَأَبْصَعُ
Contohnya :
قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ, وَرَأَيْتُ اَلْقَوْمَ كُلَّهُمْ, وَمَرَرْتُ
بِالْقَوْمِ أَجْمَعِينَ.
Bab Badal
Apabila
dibadalkan isim dengan isim atau fi’il dengan fi’il maka mengikuti badalnya itu
pada seluruh i’rabnya. Badal itu ada empat :
بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ
اَلشَّيْء1.
َبَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ2.
َبَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ3.
َبَدَلُ اَلْغَلَطِ4.
Contohnya:
"قَامَ
زَيْدٌ أَخُوكَ, وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ, وَنَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ,
وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ
Kamu ingin berkata al
farasa (kuda) akan tetapi kamu ternyata salah,
رَأَيْتُ
زَيْدًا اَلْفَرَسَmaka
kamu ganti dengan zaidan menjadi
Bab Isim-isim
Yang dinashabkan
Isim-isim yang dinashabkan itu ada lima belas:
1. Maf’ul
bih
2. Mashdar
3. Dzharaf
zaman
4. Dzharaf
makan
5. Hal
6. Tamyiz
7. Mustatsna
8. Isim
Laa
9. Munada
10. Maf’ul
min ajlih
11. Maf’ul
ma’ah
12. Khabar
kaana
13. Isim
inna
14. khabar
saudara kaana dan isim saudara inna
15. Yang
mengikut dinashabkan, yaitu ada empat : na’at, ‘athaf, taukid, dan badal
Bab Maf’ul
bih
Maf’ul bih adalah isim yang dinashabkan yang dikenakan
padanya suatu perbuatan.
ضَرَبْتُ زَيْدًا, وَرَكِبْتُ اَلْفَرَسَ Contohnya :
Maf’ul
bih itu ada dua bagian, yaitu maf’ul bih dzhahir dan maf’ul bih dhamir.
Maf’ul
bih dzhahir telah dijelaskan sebelumnya (pada bab-bab yang menjelaskan tentang
dzhahir).
Sedangkan
maf’ul bih dhamir itu terbagi menjadi dua:
1. Muttashil (bersambung)
Maf’ul
bih dhamir muttashil ada dua belas, yaitu :
ضَرَبَنِي,
وَضَرَبَنَا, وَضَرَبَكَ, وَضَرَبَكِ, وَضَرَبَكُمَا, وَضَرَبَكُمْ,
وَضَرَبَكُنَّ, وَضَرَبَهُ, وَضَرَبَهَا, وَضَرَبَهُمَا, وَضَرَبَهُمْ,
وَضَرَبَهُنَّ
2. Munfashil (terpisah)
Maf’ul
bih dhamir munfashil ada dua belas, yaitu:
إِيَّايَ, وَإِيَّانَا,
وَإِيَّاكَ, وَإِيَّاكِ, وَإِيَّاكُمَا, وَإِيَّاكُمْ, وَإِيَّاكُنَّ, وَإِيَّاهُ,
وَإِيَّاهَا, وَإِيَّاهُمَا, وَإِيَّاهُمْ, وَإِيَّاهُنَّ.
Bab Mashdar
Mashdar
adalah isim yang dinashabkan yang datang menempati tempat ketiga dalam tashrif
fi’il. Contohnya :
ضَرَبَ
يَضْرِبُ ضَرْبًا
Mashdar
terbagi dua
:
1. Lafdzhy
2. Ma’nawy
Jika
lafazdh mashdarnya bersesuaian dengan lafadzh fi’ilnya maka itu trmasuk mashdar
lafdzhy contohnya :
قَتَلْتُهُ
قَتْلًا
Dan
jika mashdarnya bersesuaian dengan makna fi’ilnya bukan lafadhznya maka itu
adalah mashdar ma’nawy. Contohnya :
جَلَسْتُ قُعُودًا, ، وقمت وُقُوفًا
Bab Dzharaf Zaman (keterangan waktu)
dan Dzaharaf Makan (keterangan tempat)
Dzharaf
zaman itu adalah isim zaman yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada).
Contoh dzharaf zaman :
اَلْيَوْمِ,
وَاللَّيْلَةِ, وَغَدْوَةً, وَبُكْرَةً, وَسَحَرًا, وَغَدًا, وَعَتَمَةً,
وَصَبَاحًا, وَمَسَاءً, وَأَبَدًا, وَأَمَدًا, وَحِينًا
Dzharaf
makan adalah isim makan yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada).
Contohnya:
أَمَامَ,
وَخَلْفَ, وَقُدَّامَ, وَوَرَاءَ, وَفَوْقَ, وَتَحْتَ, وَعِنْدَ, وَمَعَ,
وَإِزَاءَ, وَحِذَاءَ, وَتِلْقَاءَ, وَثَمَّ, وَهُنَا
Bab Haal
Haal adalah isim yang
dinashabkan yang menjelaskan tata cara yang sebelumnya samar.
Contohnya :
جَاءَ
زَيْدٌ رَاكِبًا" وَ"رَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا"
وَ"لَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا"
Haal
itu pasti nakirah dan haal itu hanya terjadi setelah kalamnya sempurna dan
shahibul haal itu pasti ma’rifat.
Bab Tamyiz
Tamyiz
itu adalah isim yang dinashabkan yang menjelaskan dzat yang sebelumnya samar.
Contohnya
:
"تَصَبَّبَ
زَيْدٌ عَرَقًا", وَ"تَفَقَّأَ بَكْرٌ شَحْمًا" وَ"طَابَ
مُحَمَّدٌ نَفْسًا" وَ"اِشْتَرَيْتُ عِشْرِينَ غُلَامًا"
وَ"مَلَكْتُ تِسْعِينَ نَعْجَةً" وَ"زَيْدٌ أَكْرَمُ مِنْكَ
أَبًا" وَ"أَجْمَلُ مِنْكَ وَجْهًا"
Tamyiz itu pasti nakirah dan
tamyiz hanya terjadi setelah kalamnya sempurna
Bab Istitsna
Huruf
istitsna itu ada delapan, yiatu :
إِلَّا,
وَغَيْرُ, وَسِوَى, وَسُوَى, وَسَوَاءٌ, وَخَلَا, وَعَدَا, وَحَاشَا
Maka
mustatsna (kalimat yang di istitsnakan) dengan huruf illaa dinashabkan jika
قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا
زَيْدًا" وَ"خَرَجَ اَلنَّاسُ إِلَّا عَمْرًا kalamnya taam mujab contohnya :
Jika
kalamnya manfiy taam, maka boleh menjadikannya badal atau menashabkannya
مَا قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا
زَيْدٌ" وَ"إِلَّا زَيْدًا karena istitsna contohnya :
Jika
kalamnya naaqish (kurang), maka i’rabnya sesuai dengan amil-amilnya,. Contohnya:
"مَا
قَامَ إِلَّا زَيْدٌ" وَ"مَا ضَرَبْتُ إِلَّا زَيْدًا" وَ"مَا
مَرَرْتُ إِلَّا بِزَيْدٍ
Dan Mustatsna dengan
khalaa, ‘adaa, dan haasyaa maka boleh kita menashabkannya atau menjarkannya.
Contohnya :
"قَامَ اَلْقَوْمُ
خَلَا زَيْدًا وَزَيْدٍ" وَ"عَدَا عَمْرًا وَعَمْرٍو"
وَ"حَاشَا بَكْرًا وَبَكْرٍ".
Bab Laa
Ketahuilah!
Bahwa apabila laa bertemu langsung dengan isim nakirah maka laa menashabkan
isim nakirah dengan tanpa tanwin dan tidak mengulang-ulang laa. Contohnya : لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ
Jika
laa tidak bertemu langsung dengan nakirah maka wajib mengulang-ulang laa.
Contohnya
: لَا فِي اَلدَّارِ رَجُلٌ
وَلَا اِمْرَأَةٌ
Jika
mengulang-ulang laa (berarti bertemu langsung dengan nakirah), maka boleh
mengamalkannya (menjadikan laa sebagai amil yang menashabkan) atau
menyia-nyiakannya. Maka jika kamu suka, kamu katakan : لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ
وَلَا اِمْرَأَةَ
Dan
jika kamu suka, kamu katakan:
لَا رَجُلٌ فِي اَلدَّارِ
وَلَا اِمْرَأَةٌ".
Bab Munada (yang dipanggil)
Munada itu ada lima, yaitu :
.1المفرد
اَلْعَلَمُ,(nama-nama)
.2 وَالنَّكِرَةُ اَلْمَقْصُودَةُ,(nakirah yang termaksud)
.3 وَالنَّكِرَةُ غَيْرُ اَلْمَقْصُودَةِ,(nakirah yang tidak
termaksud)
.4 وَالْمُضَافُ,(yang diidhafahkan)
.5 وَالشَّبِيهُ بِالْمُضَافِ (yang menyerupai mudhaf)
Adapun
mufrad ‘alam dan nakirah maqsudah maka ia dimabnikan atas dhammah
يَا زَيْدُ وَيَا رَجُلُ dengan
tanpa tanwin contohnya
Dan
tiga munada sisanya itu tidak lain dinashabkan.
Bab Maf’ul
min Ajlih
Maf’ul
min ajlih adalah isim yang dinashabkan yang disebut untuk menjelaskan
sebab-sebab terjadinya suatu perbuatan. Contohnya :
قَامَ زَيْدٌ إِجْلَالًا
لِعَمْرٍو وَقَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ.
Bab Maf’ul
Ma’ah
Maf’ul
ma’ah adalah isim yang dinashabkan yang disebut untuk menjelaskan sesuatu yang
bersamanya dilakukan suatu perbuatan. Contohnya :
جَاءَ اَلْأَمِيرُ وَالْجَيْشَ وَاِسْتَوَى اَلْمَاءُ وَالْخَشَبَةَ
Adapun
khabar kaana dan saudara-saudaranya dan ismu inna dan saudara-saudaranya maka
sungguh telah diberikan penjelasannya pada bab isim-isim yang dirafa’akan
begitu juga dengan yang mengikut dinashabkan (na’at, ‘athaf, taukid,
badal) telah dijelaskan disana.
Bab Isim-isim
yang Dikhafadhkan (dijarkan)
Isim-isim
yang dikhafadhkan itu ada tiga bagian :
- Dikhafadhkan dengan huruf khafadh
- Dikhafadhkan dengan idhafah
- Dikhafadhkan karena mengikuti yang sebelumnya
Adapun
yang dijarkan dengan huruf yaitu apa-apa yang dijarkan dengan huruf
مِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي, وَرُبَّ, وَالْبَاءِ, وَالْكَافِ,
وَاللَّامِ, dan dengan huruf sumpah yaitu
اَلْوَاوُ, وَالْبَاءُ, وَالتَّاءُِdan dengan مُذْ, وَمُنْذُ.
Adapun
yang dijarkan dengan idhafah maka contohnya: غُلَامُ زَيْدٍ dan yang dijarkan dengan
idhafah itu ada dua, pertama yang ditaqdirkan dengan lam dan kedua yang
ditakdirkan dengan min.
Maka
yang ditaqdirkan dengan lam contohnya: غُلَامُ زَيْدٍ
Dan
yang ditaqdirkan dengan min contohnya: ثَوْبُ خَزٍّ وَبَابُ سَاجٍ وَخَاتَمُ حَدِيدٍ
-Allah Maha Mengetahui kebenaran-
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Akhirul Kalam
Trimong geunaseh ats kunjungan ureung dron ke dalam blog nyoe. Semoga blog DAYAH MULIA nyoe bermamfaat bagi ureung dron bandum. Amin...!
Diberdayakan oleh Blogger.
Category
Wikipedia
Hasil penelusuran
Join US on Facebook
Nyoe adalah Posted Geutanyoe bersama. Jadi dijaga bersama. Semoga bermamfaat.
Total Tayangan Halaman
Arsip Blog
-
▼
2013
(132)
-
▼
April
(12)
- Buraq Sebagai Lambang Aceh
- TANDA - TANDA KEMUNCULAN DAJJAL
- Dosa meninggalkan Shalat 5 waktu
- TERJEMAH KITAB MATAN AJJURUMIAH
- .TANDA-TANDA KEMATIAN MENJELANG AJAL TIBA
- Doa Ba'da Shalat
- Nama Malaikat 10
- Zikir Maulid Dayah Mulia
- Sejarah Kerajaan Di aceh
- Fhoto Dayah Mulia
- bongkar Perjuangan Hasan Tiro SABTU, 30 Oktobe...
- Pidato Tentang Akhlak
-
▼
April
(12)
MOST RECENT
laba2
Foto Bersama
About Me
- Rahmad
- Lon Aneuk Teupin Batee.. Lahe Pada 10-12-1993 Di teupin Batee... Natupat Teupin Batee???
0 komentar:
Posting Komentar