Jumat, 09 Mei 2014
ASSALAMUALAIKUM WR-WB
Selamat Datang Di Blog Dayah Mulia... Blog aneuk dayah mulia.. semoga dengen blog nyoe tanyoe aneuk dayah mulia jeut tabagi-bagi informasi dan ilmu , dan bermamfaat bagi tanyoe bersama.
Hidup aneuk dayah mulia. "BEST ADaM" IS THE BEST
Ribuan Syuhada lahir saat Perang Aceh melawan Belanda yang masih berkecamuk dengan hebat hingga 1926.
Pada Masa itu, perang tak lagi dipimpin Sultan Muhammad Dawood Syah tapi dipimpin oleh Ulama, Saat itu Terjadi berbagai penyergapan terhadap patroli maupun tangsi Militer Belanda.
Salah satunya yang tercatat pada awal tahun 1902, di wilayah Tambue, kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen sekarang.
Masa itu para Syuhada Lapan yang bersenjata “peudeueng raya” (Kelewang) menghadang sebuah patroli Pasukan Marsose yang berjumlah 24 orang yang lengkap dgn senjata api.
Marsose adalah pasukan anti gerilya yang berasal dari pemuda pribumi daerah taklukan yg dibentuk pada tanggal 20 April 1890 untuk mematah kan gerak maju gerilya, mereka semuanya bersenjata api, sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang. Tapi berkat semangat juang yang tinggi, mereka berhasil menewaskan semua marsose tersebut.
Setelah pasukan Lapan berhasil melumpuhkan semua serdadu marsose yang dijuluki orang Aceh sebagai “Belanda Itam”, lalu mereka mengumpul kan senjata milik marsose tersebut. Mereka larut dalam euphoria kemenangan. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu marsose lain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan. Kedelapan pejuang itu diserang secara membabi buta dan gugur bersimbah darah. Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang, sebab serdadu marsose mencincang-cincang bagian tubuh para pejuang tersebut dengan pedang milik mereka sendiri.
Berikut ini nama-nama Teungku Syahid Di Lapan :
Makam Teungku Dilapan Salah Satu Tempat Keramat Di Aceh
foto by rahmad
Ribuan Syuhada lahir saat Perang Aceh melawan Belanda yang masih berkecamuk dengan hebat hingga 1926.
Pada Masa itu, perang tak lagi dipimpin Sultan Muhammad Dawood Syah tapi dipimpin oleh Ulama, Saat itu Terjadi berbagai penyergapan terhadap patroli maupun tangsi Militer Belanda.
Salah satunya yang tercatat pada awal tahun 1902, di wilayah Tambue, kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen sekarang.
Masa itu para Syuhada Lapan yang bersenjata “peudeueng raya” (Kelewang) menghadang sebuah patroli Pasukan Marsose yang berjumlah 24 orang yang lengkap dgn senjata api.
Marsose adalah pasukan anti gerilya yang berasal dari pemuda pribumi daerah taklukan yg dibentuk pada tanggal 20 April 1890 untuk mematah kan gerak maju gerilya, mereka semuanya bersenjata api, sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang. Tapi berkat semangat juang yang tinggi, mereka berhasil menewaskan semua marsose tersebut.
Setelah pasukan Lapan berhasil melumpuhkan semua serdadu marsose yang dijuluki orang Aceh sebagai “Belanda Itam”, lalu mereka mengumpul kan senjata milik marsose tersebut. Mereka larut dalam euphoria kemenangan. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu marsose lain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan. Kedelapan pejuang itu diserang secara membabi buta dan gugur bersimbah darah. Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang, sebab serdadu marsose mencincang-cincang bagian tubuh para pejuang tersebut dengan pedang milik mereka sendiri.
Berikut ini nama-nama Teungku Syahid Di Lapan :
- 1. Tgk. Pahlawan Prang Rayeuk Djurong Binjei.
- 2. Tgk. Muda Lem Mamplam.
- 3. Tgk. Nyak Bale Ishak Blang Mane.
- 4. Tgk. Meureudue Tambeu.
- 5. Tgk. Bale Tambeu.
- 6. Tgk Apa Sjech Laot Jok Mamplam.
- 7. Tgk Muhammad Sabi Blang Mane.
- 8. Tgk Nyak Ben Matang Salem Blang Teumuleh.
- 2. Tgk. Muda Lem Mamplam.
- 3. Tgk. Nyak Bale Ishak Blang Mane.
- 4. Tgk. Meureudue Tambeu.
- 5. Tgk. Bale Tambeu.
- 6. Tgk Apa Sjech Laot Jok Mamplam.
- 7. Tgk Muhammad Sabi Blang Mane.
- 8. Tgk Nyak Ben Matang Salem Blang Teumuleh.
Sekarang, sudah 109 tahun kejadian heroik tersebut terjadi, makam para Teungku Delapan atau yang lebih di kenal di aceh dengan “Kubu Teungku Di Lapan/ Kubu Syahid Lapan” telah di pugar dan terletak di tepi jalan raya Medan-Banda Aceh, tepatnya di desa Tambue kecamatan Simpang Mamplam, ujung timur kabupaten Bireun. Provinsi Aceh. jika anda berangkat dari Medan menuju Banda Aceh menggunakan Bus Umum, besar kemungkinan supir bus tsb akan mampir sejenak di makam tersebut untuk memberi sedekah di kotak amal di depan makam.
Kotak amal ini untuk perawatan komplek makam yang dinaungi pohon asan besar yang menurut masyarakat setempat 3 tahun lebih muda dari komplek makam.
banyak sekali bus umum L-300 yang berhenti sejenak, bahkan truk Fuso juga tidak ketinggalan, bisa dikatakan hampir seluruh pengguna jalan “menghormati dan mencintai” makam ini. Penulis juga menyaksi kan sebuah keluarga yang melakukan “peuglah kaoy” (melepas nazar) di balai-balai khusus peziarah samping timur makam. Memang makam ini tidak pernah sepi dari para peziarah yang “ngalap berkah” (Tafaaul dan Tabaruk) karena dipercaya sebagai makam keramat para syuhada yang Syahid dalam “Prang Sabi”.
Tepat di seberang jalan komplek makam, berdiri pula Mushalla yang diberi nama tafaaul yaitu “Mushalla Syahid Lapan” yang mungil dan cantik, sebuah tugu dengan kupiah meukutop ( topi adat aceh ) berdiri di samping Mushalla, tugu ini nampak dari jarak 1 Km saat kita menuruni bukit Cot Geulungku seolah mengucapkan selamat datang bagi “tamu” dari arah Timur (Medan) yang menuju Barat (Banda Aceh).
Makam ini menjadi bukti atas patriotisme Delapan orang Teungku yang gagah berani dalam mempertahan kan tanah air dan bersemboyan
“udep sare mate syahid, sikrek gaphan saboh keureunda”
(hidup damai atau mati syahid, secarik kain kafan satu keranda)..
Kotak amal ini untuk perawatan komplek makam yang dinaungi pohon asan besar yang menurut masyarakat setempat 3 tahun lebih muda dari komplek makam.
banyak sekali bus umum L-300 yang berhenti sejenak, bahkan truk Fuso juga tidak ketinggalan, bisa dikatakan hampir seluruh pengguna jalan “menghormati dan mencintai” makam ini. Penulis juga menyaksi kan sebuah keluarga yang melakukan “peuglah kaoy” (melepas nazar) di balai-balai khusus peziarah samping timur makam. Memang makam ini tidak pernah sepi dari para peziarah yang “ngalap berkah” (Tafaaul dan Tabaruk) karena dipercaya sebagai makam keramat para syuhada yang Syahid dalam “Prang Sabi”.
Tepat di seberang jalan komplek makam, berdiri pula Mushalla yang diberi nama tafaaul yaitu “Mushalla Syahid Lapan” yang mungil dan cantik, sebuah tugu dengan kupiah meukutop ( topi adat aceh ) berdiri di samping Mushalla, tugu ini nampak dari jarak 1 Km saat kita menuruni bukit Cot Geulungku seolah mengucapkan selamat datang bagi “tamu” dari arah Timur (Medan) yang menuju Barat (Banda Aceh).
Makam ini menjadi bukti atas patriotisme Delapan orang Teungku yang gagah berani dalam mempertahan kan tanah air dan bersemboyan
“udep sare mate syahid, sikrek gaphan saboh keureunda”
(hidup damai atau mati syahid, secarik kain kafan satu keranda)..
Jika anda berkunjung ke atjeh jangan lupa singgah ya..!!
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Akhirul Kalam
Trimong geunaseh ats kunjungan ureung dron ke dalam blog nyoe. Semoga blog DAYAH MULIA nyoe bermamfaat bagi ureung dron bandum. Amin...!
Diberdayakan oleh Blogger.
Category
Wikipedia
Hasil penelusuran
Join US on Facebook
Nyoe adalah Posted Geutanyoe bersama. Jadi dijaga bersama. Semoga bermamfaat.
Total Tayangan Halaman
Arsip Blog
-
▼
2014
(40)
-
▼
Mei
(9)
- Suara Merdu 'Abou Diaby' Gelandang arsenal membaca...
- 5 tempat wisata di Aceh yang menakjubkan
- Allah Memanggil Kita Hanya Di Tiga Saat
- Sejarah Yang Terlupakan Bireuen (Aceh) Pernah Menj...
- Wasiat Terakhir Tgk Abdullah Syafiie (Panglima GAM)
- Makam Teungku Dilapan Salah Satu Tempat Keramat Di...
- Kesultanan Aceh Darussalam
- Keindahan Bumi Allah yang Menakjubkan
- Alhamdulillah, BRUNAI DARUSSALAM sudah Menerapkan ...
-
▼
Mei
(9)
MOST RECENT
laba2
Foto Bersama
About Me
- Rahmad
- Lon Aneuk Teupin Batee.. Lahe Pada 10-12-1993 Di teupin Batee... Natupat Teupin Batee???
0 komentar:
Posting Komentar