Kamis, 18 Juli 2013
ASSALAMUALAIKUM WR-WB
Selamat Datang Di Blog Dayah Mulia... Blog aneuk dayah mulia.. semoga dengen blog nyoe tanyoe aneuk dayah mulia jeut tabagi-bagi informasi dan ilmu , dan bermamfaat bagi tanyoe bersama.
Hidup aneuk dayah mulia. "BEST ADaM" IS THE BEST
A. Pendahuluan
Bahasa Arab adalah bahasa utama bagi umat Islam di samping bahasa yang lain sebagai penunjang. Hal ini karena sumber ajaran Islam semuanya berbahasa Arab, yang harus dimengerti dan dipahami oleh semua penganutnya.
Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an. Seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil(bodoh) terhadap permasalahan agama.
Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (يوسف : 2)
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia.
Jadi, memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Dan kajian tentang sebuah bahasa terutama bahasa Arab bagi Umat Islam menjadi satu hal yang sangat krusial.
Juwairiyah Dahlan mengatakan bahwa mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci al-Quran bagi kaum muslimin di dunia ini merupakan kebutuhan yang amat utama. Di samping itu mempelajari bahasa Arab artinya memperdalam pemahaman agama Islam dari sumbernya yang asli.[1]
Oleh karena itu penulis mencoba menyajikan sedikit hal tentang bahasa tersebut, dengan fokus penekanan pada qa`idahbahasa itu sendiri (i`rab). Pembahasan tersebut akan dimulai dengan pengertian, Pembagian i`rab dan pendapat ulama tentangi`rab. Saran dan kritik konstruktif pembaca selalu penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
B. Pengertian
Apabila kata-kata tersusun dalam bentuk kalimat maka sebagiannya ada yang berubah harakat huruf akhirnya, disebabkan oleh perbedaan kedudukannya di dalam kalimat karena perbedaan `amil yang mendahuluinya. Dan sebagiannya ada yang tidak berubah huruf akhirnya, walaupun beberapa `amil yang mendahuluinya berbeda-beda. Maka yang pertama - yang mengalami perubahan - dinamakan mu`rab dan yang kedua - yang tidak mengalami perubahan - dinamakan mabni. Maka i`rabadalah bekas yang ditimbulkan oleh `amil pada akhir kata, sehingga akhir kata tersebut marfu`, mansub, majrur ataumajzum, tergantung `amil yang masuk pada kata tersebut.[2]
Mahmud Husaini Maalah mengatakan bahwa i`rab adalah berubahnya harakat akhir kalimat dari rafa` ke nasab atau ke jar, tergantung posisinya dalam kalimat.[3]
Sejalan dengan pendapat di atas, Salimuddin A. Rahman dkk. Juga mengatakan bahwa i`rab adalah perubahan akhir kata baik harakat maupun huruf yang berfungsi untuk menunjukkan kedudukan kata itu sendiri dalam suatu kalimat.[4]
Sedangkan Muhammad bin Ahmad bin Abdul Bari al-Ahdali dalam al-Kawakib al-Durriyah (Syarah Matan al-Ajrumiyah), mengatakan bahwa :
I`rab adalah berubahnya akhir kalimat (kata) karena berbedanya `amil yang masuk baik secara lafzhi maupun taqdiri.
Jadi, perubahan yang disebabkan oleh `amil dinamakani`rab dan tidak adanya perubahan oleh `amil dinamakan bina. Jadii`rab adalah suatu perubahan di akhir kata yang terjadi disebabkan oleh masuknya `amil. Maka jadilah harakat akhir dari kata itu dirafa`kan , dinasabkan, dijarkan ataupun dijazamkan, tergantung kepada apa yang dituntut oleh `amil itu.
Contoh:
طلع الهلال
شاهد الناس الهلال
فرح الناس بالهلال
Dari kalimat di atas, nampak bahwa kata hilal pertama berbaris dhommah (marfu`) karena berposisi sebagai fa`il. Sedangkan kata hilal yang kedua berbaris fathah (mansub) karena berposisi sebagai maf`ul bih dan pada kata hilal ketiga berbariskasrah (majrur) karena dimasuki oleh huruf jar.
C. Rukun I`rab
Dalam i`rab mesti ada empat hal atau yang disebut juga dengan rukun i`rab,[6] yaitu:
1. ``amil, yaitu yang memberi hukum pada salah satu tanda i`rab. Seperti huruf jar yang memajrurkan isimatau huruf jazam yang menjazamkan fi`il mudhari`
2. Ma`mul, yaitu kalimat yang dipengaruhi oleh ``amil atau yang memiliki tanda i`rab.
3. Mauqi`, bayan tentang posisi kalimat - maudhi` al-i`rab - seperti fa`il atau maf`ul bih atau majrur.
4. `Alamah, harakat yang ada pada ma`mul.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini :
الصبر لن ينفذ
Kata yanfazu adalah fi`il mudhari` (ma`mul) yang mansubdengan lan (``amil). Dan tanda nashabnya adalah fathah(alamah) zhahirah di akhirnya. dan jumlah fi`liyah tersebut menempati posisi rafa` (mauqi`) karena khabar dari mubtada.
D. Macam-Macam I`rab
I`rab ada empat macam,[7] yaitu :
1. Rafa`, Adapun rafa` mempunyai empat tanda, yaituDhommah, Wau, Alif dan Nun.
2. Nasab, Adapun Nasab mempunyai lima tanda, yaituFathah, Alif, Kasrah, Ya dan Hazaf Nun.
3. Jar / Khafadh, Adapun Jar/Khafadh mempunyai tiga tanda, yaitu Kasrah, Ya dan Fathah
4. Jazam, Adapun Jazam mempunyai tiga tanda, yaituSukun, Membuang huruf akhir dan Membuang Nun.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut :
الإعراب (هو تغيير أواخرالكلم لإختلاف العوامل الداخلة عليها لفظا أو تقديرا)
|
الرفع
|
الضمة
|
الإسم المفرد
|
جمع التكسير
| |||
جمع المؤنث السالم
| |||
الفعل المضارع الذى لم يتصل بأخره شيئ
| |||
الواو
|
جمع المذكر السالم
| ||
الأسماء الخمسة وهى أبوك, أخوك, حموك, فوك, ذومال
| |||
الألف
|
تثنية الأسماء
| ||
النون
|
الفعل المضارع إذااتصل به ضمير تثنية أو ضمير جمع أو ضمير المؤنثة المخاطبة
| ||
النصب
|
الفتحة
|
الإسم المفرد
| |
جمع التكسير
| |||
الفعل المضارع إذا دخل عليه ناصب ولم يتصل بأخره شيئ
| |||
الألف
|
الأسماء الخمسة وهى أباك, أخاك, حماك, فاك, ذامال
| ||
الكسرة
|
جمع المؤنث السالم
| ||
الياء
|
التثنية
| ||
الجمع
| |||
حذف النون
|
الأفعال الخمسة التى رفعها بثبات النون
| ||
الخفض
|
الكسرة
|
الإسم المفرد المنصرف
| |
جمع التكسير المنصرف
| |||
جمع المؤنث السالم
| |||
الياء
|
الأسماء الخمسة
| ||
التثنية
| |||
الجمع
| |||
الفتحة
|
الإسم الذى لا ينصرف
| ||
الجزم
|
السكون
|
الفعل المضارع الصحيح الأخر
| |
الحذف
|
الفعل المضارع المعتل الأخر
| ||
الأفعال التى رفعها بثبات النون
|
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :
1. Kata benda tunggal (Isim Mufrad), i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan dhammah
- dinashabkan dengan fathah
- dikhafadkan atau dijarkan dengan kasrah
2. Kata benda jamak yang tidak beraturan (jamak taksir), i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan dhammah
- dinashabkan dengan fathah
- dikhafadkan atau dijarkan dengan kasrah
3. Kata benda jamak perempuan (Jamak Muanas Salim), i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan dhammah
- dinashabkan dengan kasrah
- dikhafadkan atau dijarkan dengan kasrah
4. Kata benda yang menunjukkan dua (Isim Musanna), i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan alif
- dinashabkan dengan ya
- dikhafadkan atau dijarkan dengan ya
5. Kata benda jamak laki-laki (Jamak Muzakkar Salim), i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan waw
- dinashabkan dengan ya
- dikhafadkan atau dijarkan dengan ya
6. Kata benda yang lima (al-Asma al-Khamsah), i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan waw
- dinashabkan dengan alif
- dikhafadkan atau dijarkan dengan ya
7. Lima pola kata kerja mudhari` (al-Af`al al-Khamsah), i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan nun
- dinashabkan dengan membuang nun
- dijazamkan dengan membuang nun
8. Kata kerja mudhari` yang ujungnya tidak bertemu dengandhamir tasniyah, ya muannas mukhatabah, nun taukid saqilah, nun taukid khafifah, i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan dhammah
- dinashabkan dengan fathah
- dijazamkan dengan sukun
9. Kata kerja mudhari` yang ujungnya huruf ilat, i`rabnya adalah:
- dirafa`kan dengan taqdiri
- dinashabkan dengan taqdiri
- dijazamkan dengan membuang huruf ilat.
E. Pembagian I`rab
1. I`rab Lafzhi (إعراب لفظى )
Yang dimaksud dengan i`rab lafzhi adalah bekas yang nyata pada akhir suku kata yang disebabkan oleh `amil.I`rab lafzhi terdapat pada kata-kata yang dapat dii`rab, yang huruf akhirnya tidak berupa huruf `ilat (bukanmu`tal akhir)
Contoh: يكرم الأستاذ المجتهد
2. I`rab Taqdiri إعراب تقديرى))
Yang dimaksud dengan i`rab taqdiri adalah bekas yang tidak kelihatan pada akhir kata yang disebabkan oleh adanya `amil. Maka harakatnya menjadi diperkirakan karena harakat tersebut tidak dapat dilihat. I`rab taqdiriterdapat pada kata-kata mu`rab yang mu`tal akhir dengan huruf alif, wawu dan ya. Dan pada kata yangmudhaf pada ya mutakallim.
Contoh:
ôMèdät!#t“y_ y‰ZÏã öNÍkÍh5u‘ àM»¨Zy_ 5bô‰tã “ÌøgrB `ÏB $uhÏGøtrB ã»pk÷XF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Y‰t/r& (
3. I`rab Mahalli إعراب محلى) )
Yang dimaksud dengan I`rab Mahalli adalah anggapan perubahan yang disebabkan oleh `amil. Maka perubahan tersebut tidak tampak dan juga tidak diperkirakan tandaharakatnya. I`rab mahalli itu terdapat pada kata mabni .I`rab mahalli ini juga terdapat dalam hikayat .
Contoh: أكرمت من تعلم
F. Pendapat Ahli Tentang I`rab
Perbedaan pendapat ahli nahu tentang i`rab berkisar seputar pertanyaan; Apakah harakat yang ada pada akhir kalimat(kata) merupakan tanda beragamnya makna?. Atau ia merupakan bagian dari kalimat itu sendiri?.
Para ahli nahu Arab – kecuali Abu Ali Muhammad Bin Mustanir, yang dikenal dengan Quthrub (w.206H) – berpendapat bahwa harakat pada i`rab menunjukkan pada makna yang berbeda, yang tergambar pada isim, fa`il, maf`ul bih, idhafah dan sebagainya.[9]
Az-Zujaji berkata: Asal i`rab itu ada pada isim dan asal binaada pada fi`il dan huruf. Karena i`rab sesungguhnya masuk ke dalam kalimat untuk membedakan antara fa`il dangan maf`ul, malik dengan mamluk, mudhaf dan mudhaf ilaih. Semua itu merupakan gambaran isim yang punya beberapa makna dan itu tidak terjadi pada fi`il-fi`il dan tidak juga pada huruf.[10]
Ibn faris juga berkata: adapun i`rab bertujuan untuk membedakan makna, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pembicara. Apabila kita berkata dengan ungkapan ما أحسن زيدtanpa i`rab, maka tidak akan terwujud pesan yang disampaikan. Tetapi apabila dikatakan:
ما أحسن زيدا أو ما أحسن زيد أو ما أحسن زيد؟
Dijelaskan dengan i`rab tentang makna yang diinginkannya. Dan inilah yang dilakukan orang Arab dalam menyampaikan maksudnya, mereka memberikan pemahaman yang berbeda melalui harakat dan lainnya.[11]
Contoh kalimat berikut ini, apabila suatu kalimat tidak memakai i`rab maka akan memberikan makna yang beragam. Tetapi apabila kalimat tersebut menggunakan i`rab maka akan nampak jelas makna yang dimaksud.
أكرم الناس محمد / أكرم الناس محمد / أكرم الناس محمد /أكرم الناس محمد!
Adapun Quthrub punya pandangan sendiri tentang harakat ini. Menurutnya harakat merupakan bagian dari kalimat, untuk membebaskan (menghindarkan) kalimat apabila bertemu dua huruf yang sukun, ketika menyambung kalimat. Dia berkata: “sesungguhnya kalam Arab itu beri`rab, karena isim pada kondisiwaqaf (berhenti) biasanya sukun. Walaupun disambung dia juga akan disukunkan. Karena biasanya isim itu sukun baik dalam keadaan berhenti maupun bersambung...., kalaupun akan diberi harakat maka itu hanyalah sebagai akibat dari sukun.[12]
Ini adalah pendapat Quthrub, dan tidak ada pendapat sebelumnya – sebagaimana yang kita ketahui – dan tidak ada yang mengikuti pendapatnya baik dari kalangan linguis maupun ahli nahu. Sampai pada akhirnya pendapatnya ini mempengaruhi pola pikir Ibrahim Anis.
Dan setelah Ibrahim Anis mempelajari bahasa Arab danlahjahnya secara terinci dan mendalam. Lalu ia tampil dengan pandangan (pendapat) baru dalam menjelaskan indikasi i`rabbahasa Arab. Di antara pandangannya adalah sebagai berikut:
1. Harakat i`rab itu tidak bisa dijadikan dalil. Jadi harakati`rab tidak menunjukkan fa`il, maf`ul, idhafah dan sebagainya.
2. Harakat-harakat itu untuk membebaskan (menghindarkan) kalimat apabila bertemu dua huruf yang sukun ketika menyambung kalimat.
3. Ada dua tanda yang masuk dalam membatasi harakat ketika bertemu dua huruf yang sukun. Pertama, pengaruh sebagian huruf terhadap harakat secara jelas, seperti pengaruh huruf halaq terhadap baris fathah. Kedua, kecenderungan kepada harakat yang sejenis secara berurutan, atau disebut juga dengan Vowel Harmony.
4. Para ahli Nahu klasik mendengar harakat tetapi mereka salah dalam menafsirkannya apakah itu berbentuk fa`ilatau maf`ul dan lain-lain. Dan ketika tidak ditemukan harakat untuk menyambung beberapa kalimat.
5. Ketika para ahli nahu yakin bahwa harakat merupakani`rab, mereka memberi harakat akhir kata yang tidak ada harakatnya, untuk pengembangan qawaid. Seperti ungkapan mereka : Arrajulu Qaim dengan dhommah lampada kata Arrajulu. Padahal cukup dengan mengatakanArrajul Qaim dengan sukun pada huruf lam, ketika tidak ada dharurah yang membutuhkan harakat.
6. Ada kondisi-kondisi yang tidak butuh kepada harakat akhir kata, seperti yang ada pada nasar dan syiir.
7. Adapun kalimat yang mu`rab dengan huruf, setiap qabilah punya perbedaan masing-masing, tetapi para ahli nahu mengeneralisir masalah ini.[13]
Ini adalah pandangan (pendapat) Dr. Ibrahim Anis dalam menjelaskan i`rab bahasa Arab fusha. Ibrahim Anis mengatakan bahwa kamu tidak akan mampu untuk menjelaskan perbedaanlahjah Arab ketika berhenti (waqaf). Seperti lahjah Azd as-Sirah, orang-orang yang apabila mereka waqaf selalu marfu`. Mereka mengucapkan dengan dhommah dan memanjangkannya, seolah-olah ada waw. Dan apabila kasrah, mereka membaca kasrah dengan panjang, seolah-olah ada ya.
Contoh: هل جاءخالد ؟ وهل مررت بخالد؟
Mereka membaca خالد dengan خالدو. Dan membaca خالدdengan خالدى, ketika mereka ingin waqaf.
Ibrahim Anis adalah orang yang termasuk meragukan hakikat i`rab selain Quthrub. Sebagaimana yang sudah disinggung di awal bahwa Quthrub berpendapat bahwa i`rab tidak masuk ke dalam bahasa Arab sebagai dalil untuk membedakan makna. Sesungguhnya dia hanya masuk secara takhfifi ke dalam lisan. Dan kita melihat bahwa para linguist menolak pendapat ini, dan tidak ada satupun di antara mereka yang menerimanya.
Perbedaan pendapat tentang harakat akhir (i`rab) ini bukan hanya terjadi di kalangan ahli nahu dan linguist Muslim, tetapi juga terjadi di kalangan orientalis. Di antara orientalis yang meragukan hakikat i`rab sebelum Anis, ketika mengkaji bahasa Arab fusha terutama karakteristiknya (dalam hal i`rab) yaitu: Karl Vollers dan Paul E. Kahle, Ia berpendapat bahwa teks al-Quran yang asli telah ditulis dengan salah satu lahjah (dialek) suku yang ada di hijaz. Pada teks ini tidak ditemukan adanya i`rab.
Sedangkan orientalis yang mengakui adanya i`rab dalam bahasa Arab di antaranya adalah Th. Noldeke dan G. Bergstrasser.
G. Kesimpulan
I`rab adalah suatu perubahan di akhir kata yang terjadi disebabkan oleh masuknya `amil. Maka jadilah harakat akhir dari kata itu dirafa`kan, dinasabkan, dijarkan ataupun dijazamkan, tergantung kepada apa yang dituntut oleh `amil itu. Rukun
Dalam i`rab itu mesti ada empat hal, yaitu: `amil, Ma`mul,Mauqi` dan `Alamah. Dan i`rab ada empat macam, yaitu : rafa`,nasab, Jar / Khafadh, Jazam. I`rab terbagi kepada beberapa bagian, : I`rab Lafzhi, I`rab Taqdiri, I`rab Mahalli
Perbedaan pendapat ahli nahu tentang i`rab berkisar seputar pertanyaan; Apakah harakat yang ada pada akhir kalimat(kata) merupakan tanda beragamnya makna?. Atau ia merupakan bagian dari kalimat itu sendiri?.
Pendapat pertama dianut oleh sebagian besar ulama nahu seperti az-Zujaji,. Ibn Faris dan sebagainya. Sedangkan pendapat kedua didukung oleh Quthrub, Ibrahim Anis dll.
Perbedaan pendapat tentang harakat akhir (i`rab) ini bukan hanya terjadi di kalangan ahli nahu dan linguist Muslim, tetapi juga terjadi di kalangan orientalis. Di antara orientalis yang meragukan hakikat i`rab adalah Karl Vollers dan Paul E. Kahle. Sedangkan yang mengakui adanya i`rab dalam bahasa Arab di antaranya adalah Th. Noldeke dan G. Bergstrasser.
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Akhirul Kalam
Trimong geunaseh ats kunjungan ureung dron ke dalam blog nyoe. Semoga blog DAYAH MULIA nyoe bermamfaat bagi ureung dron bandum. Amin...!
Diberdayakan oleh Blogger.
Category
Wikipedia
Hasil penelusuran
Join US on Facebook
Nyoe adalah Posted Geutanyoe bersama. Jadi dijaga bersama. Semoga bermamfaat.
Total Tayangan Halaman
Arsip Blog
-
▼
2013
(132)
-
▼
Juli
(31)
- Seluk-Beluk Dayah di Aceh
- Makruh Hukumnya Menggerak-gerakkan Jari Telunjuk K...
- Orang Yang Lemah Aqal
- Dayah Teungku Chik Tanon Abee Tertua Se - Asia Ten...
- Sejarah Tgk Chik Di Awe Geutah
- Kisah Muallaf (Muhammad Alexander Russel Webb)
- Lanjutan Biografi Syeikh Muhammad Waly Al-Khalidy
- Biografi Ulama Aceh (Syeikh H. Muhammad Waly Al-Kh...
- Biografi Abu Ibrahim Woyla
- Tanda I'rab_Kitab Ajjurumiah
- Ilmu Nahwu Dan Penjelasannya
- I'rab Basmalah / Bismillahirrahmanirrahim
- Tanda & Ciri-Ciri Wafat Dalam Khusnul Khatimah/Seu...
- Ilmu Matematika Dalam Kalimat Syahadat
- KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM
- Sifat Nafsiyyah, Salbiyah, Ma’ani,Ma’nawiyah
- Ringkasan Sejarah 25 Rasul
- Sifat Wajib Dan Mustahil Bagi Allah
- Perbedaan Nabi & Rasul
- Hukum (Akal', Syara', dan Adat)
- Sebuah kisah ironis dari irlandia
- 30 Keistimewaan Bulan Ramadhan
- Musik Itu Haram
- Pidato Sembahyang Bahasa Aceh
- Pidato bahasa aceh
- Pidato bulan ramadhan
- Amalan Do'a Bulan Puasa Ramadhan
- Amalan Kesukaan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan
- AMALAN-AMALAN DI BULAN SUCI RAMADHAN
- Niat Buka Puasa, Sahur, Dan Buka Puasa
- Hal-hal Yang Membatalkan Puasa
-
▼
Juli
(31)
MOST RECENT
laba2
Foto Bersama
About Me
- Rahmad
- Lon Aneuk Teupin Batee.. Lahe Pada 10-12-1993 Di teupin Batee... Natupat Teupin Batee???
0 komentar:
Posting Komentar