Jumat, 19 Juli 2013
ASSALAMUALAIKUM WR-WB Selamat Datang Di Blog Dayah Mulia... Blog aneuk dayah mulia.. semoga dengen blog nyoe tanyoe aneuk dayah mulia jeut tabagi-bagi informasi dan ilmu , dan bermamfaat bagi tanyoe bersama. Hidup aneuk dayah mulia. "BEST ADaM" IS THE BEST
I�rab rafa� mempunyai empat tanda, yaitu: dhammah, wawu, alif dan nun.
Maksudnya: Alamat (tanda) i�rab rafa� ada empat macam, yaitu sebagai berikut:
1. Dhammah, menjadi alamat pokok (tanda asli) i�rab rafa�, contoh:
= Zaid telah datang;
= Hindun seorang Juru tulis.
2. Wawu, sebagai pengganti dhammah, contoh:
= Zaid-zaid itu berdiri;
= orang-orang yang saleh itu mendapat keberuntungan.
3. Alif, sebagai pengganti dhammah, contoh:
= dua Zaid itu berdiri.
4. Nun, sebagai pengganti dhammah, contoh:
= mereka berdua sedang melakukan (sesuatu);
= kamu berdua sedang melakukan (sesuatu);
= mereka sedang melakukan (sesuatu);
= kalian sedang melakukan (sesuatu);
= kamu (seorang perempuan) sedang melakukan sesuatu.
Kata nazhim:
I�rab rafa� mempunyai empat alamat, yaitu dhammah, wawu, alif, demikian pula nun tsabit (tetap)yang tidak dihilangkan.
Lafazh yang di-rafa�-kan dengan memakai dhammah
Dhammah menjadi alamat bagi i�rab rafa� pada empat tempat, yaitu pada isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi�il mudhari� yang pada hurut akhirnya tidak bertemu dengan salah satu pun (dari alif tatsniyah, wawu jamak, atau ya muannats mukhathabah).
Maksudnya: Dhammah menjadi tanda bagi i�rab rafa� berada pada empat tempat, yaitu pada:
1. Isim mufrad, seperti dalam contoh:
= ilmu itu cahaya;
= kitab itu berisi ilmu;
= Zaid berdiri.
2. Jamak taksir, seperti dalam contoh:
= kitab-kitab itu berisi ilmu;
= Zaid-Zaid itu berdiri.
3. Jamak muannats salim, seperti dalam contoh:
= Hindun-Hindun itu berdiri;
= Wanita-wanita muslim itu menuntut ilmu.
4. Fi�il mudhari� yang pada huruf akhirnya tidak bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, contoh:
= dia mengetahui;
= dia memukul.
Ta�rif atau definisi isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi�il mudhari�:
1. Isim mufrad, ialah:
Isim yang bukan mutsanna (tatsniyah), bukan jamak, bukan mulhaq jamak atau mulhaq tatsniyah dan bukan pula dari asmaul khamsah (isim-isim yang lima).
Contoh isim mufrad dengan perubahan secara lafazh:
= Zaid berdiri.
Contoh isim mufrad dengan perubahan secara perkiraan (taqdiri):
= seorang pemuda telah datang;
= Musa telah datang.
2. Jamak taksir, ialah:
Lafazh yang berubah dari bentuk mufradnya.
Contoh:
lafazh berubah menjad i ;
lafazh berubah menjadi ;
lafazh berubah menjadi
3. Jamak muannats salim, ialah:
Lafazh yang dijamakkan dengan memakai alif dan ta yang ditambahkan.
Contoh lafazh: bentuk tunggalnya: ; bentuk tunggalnya ; berasal dari dan
4. Fi�il mudhari�, ialah:
Lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang.
Adapun contoh dari fi�il mudhari� yang bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, wawu jamak dan yang muannats mukhathabah adalah sebagai berikut:
Yang bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, seperti:
Yang bertemu dengan wawu dhamir jamak, seperti:
Yang bertemu dengan ya muannats mukhathabah, seperti: .
Yang bertemu dengan nun taukid tsaqilah, seperti: .
Yang bertemu dengan nun taukid khafifah, seperti: .
Semua tanda rafa� ini sebagai pengganti dhammah.
Kata nazhim:
Dhammah menjadi tanda rafa� pada isim mufrad, contohnya seperti: ; pada jamak taksir, contohnya seperti: asalnya ; pada Jamak muannats salim, contohnya seperti: ; dan pada semua fi�il mu�rab/mudhari�, contohnya seperti: .
Lafazh yang di-rafa�-kan dengan wawu
Wawu menjadi alamat bagi i�rab rafa� pada dua tempat, yaitu pada jamak mudzakkar salim dan asmaul khamsah (isim-isim yang lima).
Asmaul khamsah itu ialah:
= ayahmu; = saudaramu; = iparmu, atau mertuamu; = mulutmu; dan = yang mempunyai harta.
Maksudnya: wawu menjadi tanda bagi i�rab rafa� itu pada dua tempat, yaitu pada:
1. Jamak mudzakkar salim, seperti dalam contoh:
= Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (al-Mu�minun: 1)
= Zaid-Zaid itu telah datang.
2. Asmaul khamsah, yaitu lafazh: dan yang di-idhafat-kan kepada lafazh lainnya, seperti:
Apabila lafazh: tidak di-idhafat-kan, maka i�rab rafa�-nya dengan memakai dhammah. Namun bila di-idafat-kan kepada ya mutakallim wahdah, seperti: maka i�rab rafa�-nya bukan dengan wawu, melainkan dengan dhammah yang diperkirakan keberadaannya pada ya mati (yang di-sukun-kan).
Ta�rif atau definisi jamak mudzakkar salim
Lafazh yang menunjukkan bentuk jamak dengan memakai wawu dan nun pada huruf akhirnya, yaitu bila dalam keadaan rafa�, sedangkan ya dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.
Contohnya seperti di bawah ini:
= Aku telah bersua dengan Zaid;
= Aku telah melihat Zaid;
= Zaid-Zaid itu telah datang.
Huruf wawu yang terdapat pada lafazh itu sebagai pengganti dhammah, sedangkan hurufnun-nya sebagai pengganti tanwin.
Kata nazhim:
Wawu pada jamak mudzakkar salim (menjadi alamat rafa�), seperti dalam contoh (orang-orang yang saleh itu adalah orang-orang yang mulia).
Perihalnya sama dengan yang dikemukakan pada asmaul khamsah, yaitu yang akan disebutkan secara berturut-turut.
Lafazh ; dan ketentuan i�rab-nya semua di-mudhaf-kan atau di-idhafat-kan dalam keadaan mufrad atau tunggal (bukan mutsanna dan bukan pula jamak) dan dalam keadaan mukabbarah (bukan mushaghgharah).
Lafazh-lafazh yang di-rafa�-kan dengan memakai alif
Alif menjadi alamat bagi i�rab rafa� khusus pada isim tatsniyah.
Maksudnya: Alif menjadi tanda bagi i�rab rafa� itu hanya terdapat pada isim tatsniyah saja, seperti dalam contoh:
= dua Zaid itu telah datang;
= dua orang muslim itu telah datang;
= ini adalah dua buah kitab.
Isim tatsniyah, ialah:
Lafazh yang menunjukkan dua dengan memakai alif dan nun pada hurut akhirnya, yaitu bila dalam keadaan rafa�, sedangkan ya dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.
Contoh yang di-nashab-kan, seperti:
= Aku telah melihat dua Zaid;
= Aku telah mengetahui dua orang guru.
Contoh yang di-jar-kan, seperti:
= Aku telah bertemu dengan dua Zaid;
= Aku telah belajar dari dua orang guru.
Alif sebagai pengganti dhammah, dan ya sebagai pengganti fathah atau kasrah, sedangkan nunsebagai pengganti tanwin.
Kata nazhim:
Dan pada mutsanna (isim tatsniyah) dengan memakai alif, contoh: = dua Zaid. (Alif-nya adalah alamat rafa�).
Lafazh-Iafazh yang di-rafa�-kan dengan memakai nun
Nun menjadi alamat bagi i�rab rafa� pada fi�il mudhari� bilamana bertemu dengan dhamir tatsniyah atau dhamir jamak mudzakkar atau dhamir muannats mukhathabah.
Maksudnya: Nun menjadi tanda bagi i�rab rafa� itu pada fi�il mudhari� yang bertemu dengandhamir tatsniyah, seperti:
= mereka berdua (laki-laki) sedang melakukan (sesuatu);
= kamu berdua sedang melakukan (sesuatu).
atau dengan dhamir jamak, seperti:
= mereka (laki-laki) sedang melakukan (sesuatu);
= kalian (laki-laki) sedang melakukan (sesuatu).
atau dengan dhamir muannats mukhathabah, seperti:
= kamu (seorang perempuan) sedang melakukan (sesuatu).
Kata nazhim:
Dan nun pada fi�il mudhari� yang telah diketahui (menjadi alamat i�rab rafa�).
Yaitu dengan wazan yaf�alâni, taf�alâni (dhamir Mukhathabah) antumâ. Dan yaf�alûna, taf�alûna, disertai yaf�alâni dan taf�alâni.
Demikian pula dengan taf�alîna seperti halnya perkataan tarhamîna hâlî (kamu - seorang perempuan- kasih sayang kepada keadaanku). Wazan-wazan tersebut terkenal dengan sebutan af�âlul khamsah.
Kesimpulan:
Tanda rafa� dengan alif hanya terdapat pada isim tatsniyah.
Tanda rafa� dengan nun hanya terdapat pada af�âlul khamsah.
Tanda I�rab Nashab
I�rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan menghilangkan huruf nun yang menjadi tanda i�rab rafa�.
Maksudnya: I�rab nashab itu mempunyai lima tanda, yaitu:
1. Fathah, menjadi alamat pokok (tanda asli) i�rab nashab, contoh:
= aku telah mengenal Bakar;
= aku telah melihat Zaid.
2. Alif sebagai pengganti fathah, contoh:
= aku telah mengenal saudaramu;
= aku telah melihat ayahmu.
3. Kasrah sebagai pengganti fathah, contoh:
= aku telah mengenal guru-guru wanita;
= aku telah melihat wanita-wanita muslim.
4. Ya juga sebagai pengganti fathah, contoh:
= aku telah melihat Zaid-Zaid;
= aku telah melihat dua Zaid.
5. Menghilangkan huruf nun, contoh:
= kamu (seorang perempuan) tidak akan dapat berbuat;
= kalian tidak akan dapat berbuat;
= mereka tidak akan dapat berbuat;
= kamu berdua tidak akan dapat berbuat;
= mereka berdua tidak akan dapat berbuat.
Kata nazhim:
I�rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan membuang(menghilangkan) huruf nun.
Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai fathah
Fathah menjadi alamat bagi i�rab nashab berada pada tiga tempat, yaitu pada isim mufrad, jamak taksir dan fi�il mudhari� bilamana kemasukan padanya amil yang me-nashab-kan dan pada akhir kalimatnya tidak bertemu dengan sesuatu pun (dari alif tatsniyah, wawu jamak, nun taukid dan sebagainya).
Maksudnya: Fathah menjadi tanda bagi i�rab nashab itu berada pada tiga tempat, yaitu pada:
1. Isim mufrad, seperti dalam contoh:
= aku telah melihat Zaid;
= aku telan membeli sebuah kitab;
= aku telah belajar ilmu syar�i.
2. Jamak taksir, seperti dalam contoh:
= aku telah melihat Zaid-Zaid;
= aku telah membeli beberapa buah kitab;
= aku telah belajar beberapa ilmu.
3. Fi�il mudhari�, yaitu yang kemasukan amil yang me-nashab-kan dan akhir fi�il itu tidak bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, wawu jamak, ya muannats mukhathabah dan nun taukid, seperti dalam contoh:
= dia tidak akan dapat berbuat;
= kamu tidak akan dapat berbuat;
= kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini... (Thaha: 91).
Kata nazhim:
Nashab-kanlah dengan fathah lafazh yang di-rafa�-kan dengan dhammah, kecuali pada lafazh seperti (jamak muannats salim), maka tidak boleh di-nashab-kan dengan fathah.
Lafazh-Iafazh yang di-nashab-kan dengan memakai alif
Alif menjadi alamat bagi i�rab nashab berada pada asmaul khamsah, contoh: (aku telah melihat ayahmu dan saudaramu); dan lafazh yang menyerupainya.
Maksudnya: Alif menjadi tanda bagi i�rab nashab itu hanya terdapat pada asmaul khamsah saja.
Kata nazhim:
Jadikanlah alif sebagai alamat untuk me-nashab-kan asmaul khamsah.
Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai kasrah
Kasrah menjadi alamat i�rab nashab hanya terdapat pada bentuk jamak muannats salim saja.
Contohnya seperti: (bentuk jamak dari lafazh: ). (bentuk jamak dari lafazh: )
Kata nazhim:
Nashab-kanlah dengan kasrah jamak muannats salim yang telah diketahui.
Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai ya
Ya menjadi alamat bagi i�rab nashab pada isim tatsniyah dan jamak (mudzakkar salim).
Contoh yang berada pada isim tatsniyah seperti:
= aku telah membaca dua buah kitab.
Huruf ya yang di-sukun-kan dan huruf yang sebelumnya di-fathah-kan.
Contoh yang berada pada jamak mudzakkar salim seperti:
= aku telah melihat guru-guru.
Huruf ya yang di-sukun-kan dan huruf sebelumnya di-kasrah-kan.
Kata nazhim:
Alamat nashab pada isim yang telah di-tatsniyah-kan dan pada jamak tadzkir dianggap shahih dengan memakai ya.
Lafazh yang di-nashab-kan dengan membuang (menghilangkan) huruf nun
Membuang (menghilangkan) nun menjadi alamat bagi i�rab nashab pada af�alul khamsah yang di-rafa�-kannya dengan memakai nun itsbat (tetap).
Seperti lafazh:
= hendaknya mereka berdua mengetahui;
= hendaknya kamu berdua mengetahui;
= hendaknya mereka mengetahui;
= hendaknya kalian mengetahui;
= hendaknya engkau (perempuan) mengetahui.
Kata nazhim:
Af�alul khamsah bilamana di-nashab-kan maka membuang huruf nun tanda rafa� secara mutlak adalah wajib.
Tanda I�rab Khafadh
I�rab khafadh mempunyai tiga alamat, yaitu: kasrah, ya dan fathah.
1. Kasrah, yaitu yang menjadi alamat pokok i�rab khafadh, contoh:
= aku telah bersua dengan Zaid;
= Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Ya, sebagai pengganti kasrah, contoh:
= aku telah berjumpa dengan dua Zaid;
= aku telah berjumpa dengan Zaid-Zaid itu;
= aku telah berjumpa dengan ayahmu.
3. Fathah, sebagai pengganti kasrah, contoh:
= aku telah bersua dengan Ahmad;
= aku telah shalat di beberapa masjid.
Kata nazhim:
Alamat khafadh yang telah ditentukan ialah, kasrah, ya dan fathah saja.
Lafazh-lafazh yang di-khafadh-kan atau di-jar-kan dengan memakai harakat kasrah
Kasrah menjadi alamat bagi i�rab khafadh pada tiga tempat, yaitu pada isim mufrad yang menerima tanwin, jamak taksir yang menerima tanwin dan jamak muannats salim.
Contoh isim mufrad yang menerima tanwin, seperti:
= aku telah bersua dengan Zaid;
= aku telah menulis dengan pena;
= aku telah shalat di dalam masjidil Haram.
Contoh jamak taksir yang menerima tanwin, seperti:
= aku telah berjumpa dengan beberapa lelaki;
= aku telah mengambil ilmu-ilmu itu dari beberapa kitab.
Contoh jamak muannats salim, seperti:
= aku telah berjumpa dengan wanita-wanita muslim;
= Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi... (Ali Imran: 190)
Kata nazhim:
Khafadh-kanlah (jar-kanlah) dengan harakat kasrah isim-isim yang telah diketahui dalam keadaan rafa�-nya dengan dhammah bilamana munsharif (menerima tanwin).
Lafazh-lafazh yang di-jar-kan dengan memakai ya
Ya menjadi alamat i�rab khafadh pada tiga tempat, yaitu pada asmaul khamsah, isim tatsniyah dan jamak (mudzakkar salim).
Contoh dalam bentuk asmaul khamsah, seperti:
= aku telah bertemu dengan ayahmu, saudaramu, mertuamu dan pemilik harta.
Contoh pada isim tatsniyah, seperti:
= aku telah duduk di dua rumah;
= aku telah bersua dengan dua Zaid yang muslim.
Contoh pada jamak mudzakkar (salim), seperti:
= aku telah bersua dengan Zaid-Zaid yang muslim itu.
Kata nazhim:
Jar-kanlah dengan memakai ya setiap lafazh yang di-nashab-kan dengan huruf ya; demikian pula asmaul khamsah berikut syarat-syaratnya, maka benarlah sikap Anda ini.
Maksudnya: Setiap lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai ya maka di-jar-kannya pun dengan memakai ya pula, demikian pula asmaul khamsah (isim-isim yang lima).
Lafazh-lafazh yang di-jar-kan dengan memakai fathah
Fathah menjadi alamat i�rab khafadh pada isim yang tidak menerima tanwin (ghair munsharif).
Isim yang tidak menerima tanwin itu banyak, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Isim alam yang ber-wazan af�al, contoh:
= aku telah bersua dengan Ahmad dan Akram.
2. �Alam �ajam yang hurufnya lebih dari tiga, contoh:
= aku telah bertemu dengan Yusuf dan Sulaiman.
3. Bentuk (shighat) muntahal jumu�, contoh:
= aku telah shalat di beberapa masjid.
= Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang. (al-Mulk: 5)
4. �Alam muannats yang memakai ta marbuthah, contoh:
= aku telah bersua dengan Thalhah dan Fathimah.
5. �Alam tarkib mazji, contoh:
= aku telah bersua dengan Ba�labak.
6. �Alam dan �adal, contoh:
= aku telah bersua dengan �Umar dan Zuhal.
(Bentuk asalnya: dan sebagainya)
Kata nazhim:
Khafadh-kanlah dengan memakai fathah setiap isim yang tidak menerima tanwin (ghair munsharif)dari isim yang bersifat dengan sifat fi�il.
Perlu diketahui, bahwa terjadinya isim ghair munsharif itu karena isim tersebut mempunyai �illat(penyebab), yaitu �illat washfiyah atau sifat, dan �alamiyah. �Illat itu ada yang dua �illat dan ada pula yang satu �illat menduduki tempat dua �illat.
A. Isim ghair munsharif dengan dua �illat
1. Washfiyah (sifat).
Washfiyah dan �adal, seperti lafazh: artinya dua-dua; tiga-tiga; empat-empat. Lafazh: dan sebagainya disebut washfiyah dan �adal, sebab hasil perubahan dari lafazh: .
Washfiyah dan wazan fi�il, seperti: ber-wazan af�al, asalnya; asalnya: asalnya: ; asalnya: dan sebagainya.
Washfiyah dan ziyadah (tambahan) alif dan nun, contoh: asalnya: asalnya: asalnya: ; dan sebagainya.
2. �Alamiyah (nama) dan lain-lainnya, yaitu:
�Alamiyah dan wazan fi�il, seperti: wazan af�al, wazan .
�Alamiyah dan �adal, contoh: . Lafazh ini di-ma�dul (dipindahkan) dari merupakan perubahan dari dan sebagainya.
�Alamiyah dan ziyadah (tambahan) alif dan nun, contoh: asalnya:
�Alamiyah dan �ajamiyah (bahasa asing), contoh: .
�Alamiyah dan tarkib mazji (susunan campuran), contoh: asalnya: dan .
�Alamiyah dan ta�nits, contoh: dan sebagainya.
B. Isim ghair munsharif dengan satu �illat yang menduduki tempat dua �illat ada dua, yaitu:
Shighat (bentuk) muntahal jumu�, yaitu wazan atau ; contoh: bentuk jamak dari lafazh , ber-wazan ; atau bentuk jamak dari lafazh , ber-wazan .
Sebab alif ta�nits mamdudah, contoh: dan dengan alif ta�nits maqshurah, contoh: dan sebagainya.
Semua isim ghair munsharif itu di-rafa�-kan dengan memakai dhammah, di-nashab-kan dan di-jar-kan dengan harakat fathah.
Tanda I�rab Jazm
I�rab jazm mempunyai dua alamat yaitu, sukun dan membuang.
Maksudnya: I�rab jazm itu mempunyai dua tanda yaitu, sukun yang menjadi tanda pokok dan membuang (menghilangkan) nun tanda rafa� dan huruf �illat.
Contoh sukun yang menjadi tanda pokok seperti:
Contoh membuang nun tanda rafa� seperti:
Contoh membuang huruf �illat seperti: dan sebagainya.
Kata nazhim:
I�rab jazm pada fi�il-fi�il itu dengan memakai sukun, atau membuang huruf �illat, atau membuang nun (tanda rafa�) pada af�alul khamsah.
Lafazh-lafazh yang di-jazm-kan dengan memakai sukun
Sukun menjadi alamat bagi i�rab jazm pada fi�il mudhari� yang shahih akhirnya.
Fi�il mudhari� yang shahih akhirnya, ialah fi�il mudhari� yang pada bagian akhirnya tidak berhuruf �illat, yaitu: alif, wawu dan ya, seperti:
Contoh yang mu�tal, ialah: .Kalau di-jazm-kan maka huruf �illat-nya harus dibuang, sebagaimana yang akan diterangkan.
Lafazh-Iafazh yang di-jazm-kan dengan membuang huruf �illat atau nun tanda rafa�
Membuang itu menjadi tanda bagi i�rab jazm pada fi�il mudhari� yang mu�tal akhir dan pada fi�il-fi�il yang dirafa�-kannya dengan nun tetap.
Contoh yang mu�tal (berhuruf �illat), seperti:
menjadi:
Contoh yang tanda rafa�-nya dengan nun, seperti: menjadi:
Kata nazhim:
Maka membuang nun tanda rafa� secara pasti diharuskan pada af�alul khamsah bilamana di-jazm-kan.
Lafazh yang Di-mu�rab-kan
Lafazh-lafazh yang di-mu�rab-kan terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang di-i�rab-i dengan memakai harakat dan bagian yang di-i�rab-i dengan memakai huruf.
Maksudnya: Pasal ini merupakan pengulangan pelajaran yang telah lalu, yaitu pada garis besarnya semua lafazh atau kalimat itu ada yang di-i�rab-i dengan memakai harakat, baik harakat dhammah, fathah, kasrah atau sukun, seperti: ; dan sebagainya.
Dan ada yang di-i�rab-i dengan memakai huruf, yaitu: wawu, alif dan ya, seperti: dan sebagainya.
Kata nazhim:
Lafazh yang di-mu�rab-kan itu semuanya kadang-kadang di-i�rab-i dengan memakai harakat atau dengan huruf yang didekatkan.
Lafazh yang di-i�rabi dengan memakai harakat:
Lafazh yang di-i�rab-i dengan memakai harakat ada empat macam, yaitu: isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi�il mudhari� yang tidak bertemu dengan sesuatu pun (dari huruf alif, wawu, ya, nun taukid atau huruf �illat)
Semua lafazh itu di-rafa�-kan dengan memakai dhammah, di- nashab-kan dengan memakai fathah, di-khafadh-kan dengan memakai kasrah dan di-jazm-kan dengan memakai sukun.
Maksudnya: Lafazh-Iafazh yang di-i�rab-i dengan memakai harakat ada empat macam, yaitu: 1.isim mufrad; 2. jamak taksir; 3. jamak muannats salim; dan 4. fi�il mudhari yang pada ujungnya tidak bertemu dengan huruf alif, wawu, ya dan nun taukid. Semua itu harus di-rafa�-kan dengan memakai dhammah, di-nashab-kan dengan memakai fathah, di-khafadh-kan dengan memakaikasrah dan di-jazm-kan dengan memakai sukun.
Contoh dalam keadaan rafa� seperti:
= Zaid telah datang;
= �Amr telah duduk.
Dalam keadaan nashab seperti:
= aku telah melihat Zaid;
= aku telah mengenal �Amr.
Dalam keadaan khafadh seperti:
= aku telah menulis dengan pena.
Dalam keadaan jazm seperti:
= bukankah Kami telah melapangkan... (an-Nasr: 1)
Kata nazhim:
Yang pertama dari dua bagian tersebut (yang di-i�rab-i dengan harakat) ada empat macam sebagaimana yang telah dikemukakan, yaitu di-rafa�-kan dengan memakai dhammah.
Tiap-tiap lafazh yang di-rafa�-kan dengan memakaidhammah maka di-nashab-kannya dengan memakai fathah secara mutlak.
Dan isim yang di-rafa�-kan dengan memakai dhammah harus di-khafadh-kan dengan memakai kasrah. Dan fi�il yang di-rafa�-kan dengan memakai dhammah di-jazm-kan dengan memakai sukun.
Dikecualikan dari ketentuan tadi ialah tiga perkara, yaitu 1. jamak muannats salim, di-nashab-kan dengan kasrah; 2. isim yang tidak menerima tanwin, di-khafadh-kan dengan fathah, 3. fi�il mudhari� yang mu�tal akhir (berhuruf �illat pada ujungnya), di-jazm-kan, dengan membuang huruf akhirnya, yaitu huruf �illat.
Maksudnya: Dikecualikan dari ketentuan tadi (di-nashab-kan dengan memakai fathah, di-rafa�-kan dengan memakai dhammah, di-khafadh-kan dengan memakai kasrah dan di-jazm-kan dengan memakai sukun), yaitu sebagai berikut:
Jamak muannats salim, di-nashab-kannya bukan dengan harakat fathah, tapi dengan harakatkasrah, seperti dalam contoh: = aku telah melihat Hindun-Hindun itu; =aku telah melihat wanita-wanita muslim itu;
Isim yang tidak menerima tanwin (ghair munsharif), di-khafadh-kan atau di-jar-kannya bukan dengan harakat kasrah, melainkan dengan harakat fathah, seperti dalam contoh: = aku telah bersua dengan Ahmad dan Ibrahim;
Fi�il mudhari yang mu�tal akhir, di-jazm-kannya bukan dengan harakat sukun, melainkan dengan membuang huruf �illat-nya seperti:
Kata nazhim:
Tetapi seperti dalam contoh lafazh: (jamak muannats salim), untuk me-nashab-kannya dengan memakai kasrah. Dan isim ghair munsharif di-jar-kan dengan memakai fathah.
Semua fi�il mu�tal di-jazm-kan dengan membuang huruf �illat sebagaimana yang telah diketahui.
Lafazh-lafazh yang di-i�rab-i dengan memakai huruf
Lafazh yang di-i�rab-i dengan memakai huruf ada empat macam, yaitu: 1. isim tatsniyah; 2. jamak mudzakkar salim; 3. asmaul khamsah; 4. af�lul khamsah, yaitu Yaf�alâni, taf�alâni, yaf�alûna, taf�alûna, taf�alîna.
Maksudnya: Lafazh-lafazh yang di-i�rab-i dengan memakai huruf ada empat macam, yaitu sebagai berikut:
Isim tatsniyah, contoh: = dua Zaid;
Jamak mudzakkar salim, contoh: = Zaid-Zaid;
Asmaul khamsah, contoh: = ayahmu, = saudaramu; = iparmu atau mertuamu;
Af�alul khamsah, contoh: = mereka berdua sedang melakukan (sesuatu); = kamu berdua sedang melakukan (sesuatu).
Kata nazhim:
Lafazh yang di-mu�rab-kan dengan memakai huruf itu ada empat, yaitu: 1. mutsanna (isim tatsniyah); 2. mudzakkar yang di-jamak-kan secara shahih (jamak mudzakkar salim, bukan jamak taksir), seperti contoh yang telah lalu; 3. asmaul khamsah; dan 4. af�alul khamsah.
I�rab isim tatsniyah
Adapun isim tatsniyah maka di-rafa�-kan dengan memakai alif, di-nashab-kan dan di-khafadh-kan dengan memakai ya.
Contoh di-rafa�-kan dengan memakai alif, seperti:
= dua Zaid itu telah datang.
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Akhirul Kalam
Trimong geunaseh ats kunjungan ureung dron ke dalam blog nyoe. Semoga blog DAYAH MULIA nyoe bermamfaat bagi ureung dron bandum. Amin...!
Diberdayakan oleh Blogger.
Category
Wikipedia
Hasil penelusuran
Join US on Facebook
Nyoe adalah Posted Geutanyoe bersama. Jadi dijaga bersama. Semoga bermamfaat.
Total Tayangan Halaman
Arsip Blog
-
▼
2013
(132)
-
▼
Juli
(31)
- Seluk-Beluk Dayah di Aceh
- Makruh Hukumnya Menggerak-gerakkan Jari Telunjuk K...
- Orang Yang Lemah Aqal
- Dayah Teungku Chik Tanon Abee Tertua Se - Asia Ten...
- Sejarah Tgk Chik Di Awe Geutah
- Kisah Muallaf (Muhammad Alexander Russel Webb)
- Lanjutan Biografi Syeikh Muhammad Waly Al-Khalidy
- Biografi Ulama Aceh (Syeikh H. Muhammad Waly Al-Kh...
- Biografi Abu Ibrahim Woyla
- Tanda I'rab_Kitab Ajjurumiah
- Ilmu Nahwu Dan Penjelasannya
- I'rab Basmalah / Bismillahirrahmanirrahim
- Tanda & Ciri-Ciri Wafat Dalam Khusnul Khatimah/Seu...
- Ilmu Matematika Dalam Kalimat Syahadat
- KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM
- Sifat Nafsiyyah, Salbiyah, Ma’ani,Ma’nawiyah
- Ringkasan Sejarah 25 Rasul
- Sifat Wajib Dan Mustahil Bagi Allah
- Perbedaan Nabi & Rasul
- Hukum (Akal', Syara', dan Adat)
- Sebuah kisah ironis dari irlandia
- 30 Keistimewaan Bulan Ramadhan
- Musik Itu Haram
- Pidato Sembahyang Bahasa Aceh
- Pidato bahasa aceh
- Pidato bulan ramadhan
- Amalan Do'a Bulan Puasa Ramadhan
- Amalan Kesukaan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan
- AMALAN-AMALAN DI BULAN SUCI RAMADHAN
- Niat Buka Puasa, Sahur, Dan Buka Puasa
- Hal-hal Yang Membatalkan Puasa
-
▼
Juli
(31)
MOST RECENT
laba2
Foto Bersama
About Me
- Rahmad
- Lon Aneuk Teupin Batee.. Lahe Pada 10-12-1993 Di teupin Batee... Natupat Teupin Batee???
0 komentar:
Posting Komentar